Fajri Pria Obesitas Meninggal Dunia, Sebelumnya Tak Mau Berobat ke RS, Disebut Sempat Depresi
Pasien obesitas, Muhammad Fajri dikabarkan meninggal dunia, sebelumnya enggan berobat ke rumah sakit hingga disebutkan punya riwayat depresi.
Penulis: Rifqah
Editor: Nuryanti
Fajri yang merasa sakit itu pun tidak mau berobat ke rumah sakit (RS) karena khawatir akan merepotkan tetangga karena berat badannya.
Namun, tidak lama kemudian, Fajri pun tidak mempunyai pilihan karena rasa sakit yang terus mengganggunya.
Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangan Fajri akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.
"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gamau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," papar Acim.
Alhasil, Fajri dievakuasi ke RSUD Tangerang, kemudian dirujuk lagi ke RSCM Jakarta Pusat.
Fajri ditangani oleh 14 dokter dari berbagai bidang keahlian untuk memantau kondisi kesehatan Fajri.
Fajri Disebutkan Punya Riwayat Depresi
Salah satu dokter yang ikut merawat Fajri mengungkapkan ada riwayat depresi.
"Ada riwayat depresi juga dari pemeriksaan di sini," ungkap seorang dokter yang merawat Fajri, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (14/6/2023).
Fajri diketahui juga pernah mengalami kecelakaan kendaraan tiga tahun yang lalu.
"Ya mungkin riawayat kecelakaannya itu yang membuat dia benar-benar tidak beraktivitas. Beraktivitas hanya di satu ruangan, bahkan di ruangan itu dia melakukan semua kegiatan, maaf mulai dari buang air kecil, buang air besar, makan, itu hanya di satu ruangan itu," ucap salah satu dokter.
Baca juga: Direktur Utama RSCM Prediksi Proses Penyembuhan Fajri yang Miliki Bobot 300 Kg Berlangsung Lama
"Jadi memang karena dia kecelakaan itu, membuat dia sangat tidak aktif selama beberapa bulan," imbuhnya.
Jadi, penanganan Fajri saat ini, tim dokter benar-benar memerhatikan berbagai parameter, dari pernapasan hingga infeksi.
"Penanganan kami saat ini, kami benar-benar memerhatikan berbagai parameter, parameter penapasannya, parameter jantungnya, ginjalnya, hormonnya. Kami perhatikan satu per satu dan parameter infeksinya juga," jelasnya.