SMRC Rilis Nama-nama Bacawapres Kompetitif, Ada Andika Perkasa, Mahfud MD, Hingga Yahya Staquf
SMRC merilis nama-nama tokoh yang dinilai kompetitif sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk mendampingi tiga nama bakal calon presiden
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis nama-nama tokoh yang dinilai kompetitif sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk mendampingi tiga nama bakal calon presiden (bacapres) dalam Pilpres 2024 pada Kamis (29/6/2023).
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan nama-nama yang dinilai kompetitif tersebut didasarkan pada sejumlah pertimbangan di antaranya adalah seberapa besar dukungan dari pemilih terhadap nama tersebut dan seberapa besar nama tersebut bisa mendongkrak suara para bacapres.
Selain itu, kata dia, nama-nama tersebut sudah banyal didiskusikan di publik dan dilaporkan oleh media massa secara luas.
Saiful mengatakan nama-nama yang disebutkannya disusun berdasarkan aphabetical.
Sosok pertama, kata Saiful, adalah mantan Gubernur Jawa Barat dua periode Ahmad Heryawan (Aher).
Ia mencatat nama Aher telah diusulkan oleh PKS untuk menjadi wakil dari bacapres Anies Baswedan meskipun opini tentang Aher tidak terlalu gencar diberitakan di media.
Namun demikian, kata dia, bagaimanapun Aher adalah aspirasi dari PKS.
Sehingga menurutnya, Aher harus dipertimbangkan karena PKS menjadi bagian penting dalam koalisi pendukung Anies.
Nama kedua, kata dia, adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY, menurutnya juga telah diajukan dari Partai Demokrat untuk menjadi wakilnya Anies Baswedan.
Berikutnya, kata dia, adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Partai Golkar, kata dia, adalah partai dengan perolehan kursi yang cukup banyak di DPR sehingga menurutnya wajar untuk dipertimbangkan.
Hal tersebut disampaikannya dalam program Bedah Politik bertajuk Bakal Calon Wakil Presiden Pilihan Publik yang disiarkan perdana di kanal Youtube SMRC TV pada Kamis (29/6/2023).
"Kemudian ada nama Andika (Perkasa). Ini saya buat alphabet. Andika (Mantan Panglima TNI) pernah muncul namanya walaupun sekarang jarang lagi kedengaran, tapi pernah muncul di lingkungan Nasdem, di lingkungan Koalisi Perubahan untuk mendampingi Anies," kata Saiful.
Berikutnya, kata dia, ada Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick Thohir, kata dia, saat ini sudah disosialisasikan dan cukup banyak melakukan sosialisasi.
Selain itu, kata dia, ada partai yang sudah mengusungnya menjadi wakil presiden yakni PAN.
Selanjutnya, kata dia, Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Menurutnya, Khofifah layak dipertimbanhkan karena namanya telah dibicarakan dan didiskusikan secara serius di Nasdem dan di koalisi perubahan.
Selain itu, kata dia, posisinya sebagai Gubenur Jawa Timur yang merupakan provinsi terbesar kedua setelah Jawa Barat membuatnya layak dipertimbangkan.
Selain itu, kata dia, Khofifah yang juga merupakan tokoh organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) NU juga penting dipertimbangkan.
Kemudian, kata dia, setelah Khofifah adalah Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
"Mahfud MD ini juga banyak didiskusikan, banyak disebut, juga misalnya oleh Mbak Puan. Disebut sebagai salah satu tokoh yang dipertimbangkan," kata dia.
Baca juga: Airlangga Masuk Bursa Cawapres Ganjar, Sekjen Golkar: Kenapa Wartawan Hanya Menyorot Ridwan Kamil?
Selanjutnya, kata dia, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Muhaimin, kata dia, sudah diharapkan dan sudah diusung partainya dalam koalisi dengan Partai Gerindra sebagai calon wakil presiden.
Selanjutnya, kata dia, mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
Nama Said menurutnya layak dipertimbangkan mengingat PDI Perjuangan memiliki tradisi yang cukup kuat mempertimbangkan tokoh senior NU menjadi calon wakil presiden.
Sebagai contohnya, kata dia, Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang kini mendampingi Presiden Joko Widodo.
Selain itu, kata dia, PDIP juga memiliki pengalaman panjang dalam mengapresiasi tokoh-tokoh NU untuk menjadi pemimpin nasional.
Berikutnya, kata dia, adalah Sandiaga Uno.
Belum lama ini, kata dia, Sandiaga sudah resmi bergabung dengan PPP dan PPP berharap dan menjagokan Sandiaga menjadi calon wakil presiden dari Ganjar Pranowo.
"Di samping Said Aqil juga adalah Ketua PBNU yang sekarang, Yahya Staquf. Ini tidak banyak yang membicarakan, tapi kita masukan ke dalam kategori tokoh NU," kata Saiful.
Selain itu, ia juga mengomentari nama dua tokoh nasional yang tidak dimasukan dalam kategori calon wakil presiden kompetitif versi SMRC yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dua periode TGB Muhammad Zainul Majdi.
Meski Ridwan Kamil menarik dan penting mengingat posisinya senagai gubernur dari provinsi paling besar, namun menurutnya Ridwan Kamil berasal dari Partai Golkar.
Menurutnya, Partai Golkar akan lebih utama mempertimbangkan Ketua Umumnya yakni Airlangga Hartarto untuk menjadi bakal calon wakil presiden.
Akan tetapi, kata dia, bisa saja Ridwan Kamil dipertimbangkan menjadi pilihan masyarakat apabila ada aspirasi yang kuat dan berkembang tentang itu.
Selain itu, TGB juga menarik mengingat ketokohannya di luar Jawa.
NTB, kata dia, juga merupakan provinsi yang cukup besar dan sudah punya pengalaman dua kali menjadi gubernur.
Selain itu, TGB juga diasosiasikan sebagai tokoh muslim.
Namun demikian, kata dia, nama TGB sebagai bacawapres baru muncul belakangan dan SMRC belum punya data baru untuk memantau dukungan masyarakat terhadap TGB.
"Karena salah satu unsur yang dipertimbangkan untuk melihat siapa yang dijadikan calon wakil adalah seberapa besar dukungan dari pemilih, dan seberapa besar dia bisa mendongkrak suara dari nomor 1 (bacapres) nya," kata dia.
"Oleh karena itu observasi lewat survei menjadi cara kita untuk memantau mana di antara tokoh-tokoh itu yang paling bisa membantu nomor 1 memenangkan pilpres," sambung dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.