KSAL: 2 Kapal Buru Ranjau Dari Jerman Akan Datang 2 Pekan Lagi di Surabaya
Muhammad Ali mengatakan dua kapal buru ranjau yang dipesan dari Jerman diperkirakan akan tiba dua pekan lagi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan dua kapal buru ranjau yang dipesan dari Jerman diperkirakan akan tiba dua pekan lagi.
Ali mengatakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 akan tiba langsung di Surabaya.
Selain itu, kata dia, kedua kapal tersebut akan ditempatkan di Armada II Jakarta.
Hal tersebut disampaikannya usai menghadiri kegiatan puncak HUT Ke-62 Kolinlamil di Mako Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta pada Senin (3/7/2023).
"Dua-duanya sudah diangkut dalam satu kapal besar. Saya lupa namanya, pokoknya kapal dok, dia bisa mengangkut dua kapal sekaligus. Dan mungkin dua minggu lagi akan tiba langsung di Surabaya. Dan penempatannya juga akan ditempatkan di Armada II," kata Ali.
"Nanti kita tinggal memikirkan untuk kapal buru ranjau yang lama mungkin akan didispersi ke Armada yang lain. Karena dalam rangka penyeragaman, dan penyetaraan dari Armada-Armada," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, dua unit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) pemburu ranjau TNI Angkatan Laut bikinan Jerman yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 saat ini tengah berada di pelayaran menuju tanah air.
Kedua kapal perang canggih tersebut berlayar dari Jerman dengan menggunakan transporter ship pada Jumat 23 Juni 2023.
Kedua KRI tersebut dibangun di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder, Bremen, Jerman.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatak tujuan dari pengadaan kedua KRI tersebut tak lepas karena masih banyaknya ranjau laut peninggalan perang dunia kedua.
"Keduanya bertugas untuk menjaga perairan Indonesia agar tetap aman, bebas dari gangguan serta ancaman senjata bawah air terutama ranjau. Selain itu kapal canggih ini juga akan dioperasikan untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau," kata Ali dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AL pada Minggu (25/6/2023).
Simak berbagai kecanggihannya berikut ini.
Kapal buru ranjau berjenis Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) yang dinamakan dengan nama-nama pulau di Provinsi Papua tersebut diklaim mampu bekerja baik di laut dangkal maupun laut dalam.
KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 memiliki dimensi panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter.
Keduanya memiliki beberapa kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern.
Kedua KRI ini menggunakan bahan baja non-magnetik dan memiliki degaussing system yakni sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal.
Baca juga: KSAL Sebut KRI Bung Karno Hingga Kapal Buru Ranjau Akan Perkuat TNI AL Tahun Ini
KRI pemburu ranjau tersebut juga dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Kapal perang tersebut juga dilengkapi peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak di bawah air.
Selain itu, KRI tersebut juga memiliki perangkap ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk identifikasi dan netralisasi ranjau serta AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air.
Keduanya juga dilengkapi dengan USV (Unmanned Surface Vessel) atau kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.