Kepala BKKBN Nilai Pencegahan Stunting Bisa Dilakukan dengan Menggunakan Produk-produk Lokal
Ia mendorong keluarga di Indonesia untuk kembali ke meja makan dengan memanfaatkan produk lolal yang sehat, aman, dan bebas polutan.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menegaskan bahwa mencegah stunting itu sejatinya cukup dengan menggunakan produk-produk lokal.
Adapun hal itu diungkapkan Hasto pada acara "Gerakan Kembali ke Meja", yang digelar di Main Dining Hall, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (5/7/2023).
"Kalau kita ingin memberdayakan keluarga dengan mengoptimalkan kembali ke meja makan, maka bagaimana meja makan ini menjadi ajang produk lokal yang efektif," ucap Hasto.
"Kemudian makan tidak harus di restoran yang mahal, tetapi cukup di rumah dengan produk sendiri. Lele dan telur itu sudah cukup," sambungnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa produk yang diproduksi secara instan belum tentu membawa manfaat yang baik untuk kesehatan keluarga.
Terlebih saat ini banyak beredar produk-produk yang dipalsukan sehingga membahayakan bagi masyarakat.
Baca juga: Kepala BKKBN Ajak Keluarga di Indonesia Cegah Stunting Lewat Refocusing Keuangan Rumah Tangga
"Kenapa saya katakan tidak baik karena banyak yang palsu. Begitu ada makanan pabrik yang laris, coba liat saja yang palsu banyak sekali. Sedangkan banyak sekali toksis yang terjadi pada makanan itu. Yang palsu belum tentu tidak ada toksisnya," ujarnya.
Oleh sebanya, eks bupati Kabupaten Kulongprogo itu mendorong keluarga di Indonesia untuk kembali ke meja makan dengan memanfaatkan produk lolal yang sehat, aman, bebas polutan, dan memiliki nilai gizinya cukup.
Selain itu, lanjut Hasto, waktu yang paling efektif memberikan nasihat atau teguran kepada anak-anak adalah pada saat di meja makan atau di kendaraan. Sebab pada situasi ini anak-anak dalam suasana hati yang nyaman.
"Salah satunya kalau mau menasihati yang pahit-pahit lakukan di meja makan. Kalau mau memarahi anaknya lakukan di meja makan. Pasti tidak menyakitkan karena suasananya suasana enak," imbuh Hasto.
Sementara itu dikesempatan yang sama, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan, gerakan kembali ke meja makan Saat juga ditujukan bagi orang tua untuk terlihat kondisi anak dan dapat dicegah stunting.
Pasalnya saat ini Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun.
Namun hal itu masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.
"Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.