6 Poin Pidato dan Pernyataan Anas Urbaningrum di Monas
Anas Urbaningrum menyampaikan pidato politik di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Sabtu (15/7/2023) hari ini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menyampaikan pidato politik di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Sabtu (15/7/2023) hari ini.
Dalam pidato politiknya, Anas menyinggung sejumlah hal dari masalah hukum dan politik.
Seperti diketahui, Anas Urbaningrum resmi menjadi Ketua Umum PKN pada Jumat (14/7/2023) malam menggantikan Gede Pasek Suardika.
Berikut 5 poin penting pidato dan pernyataan Anas Urbaningrum di hadapan kader dan simpatisan PKN:
1. Alat Politik
Anas Urbaningrum menegaskan hukum tidak boleh dijadikan alat. Terlebih lagi menjadi alat untuk menyingkirkan orang lain.
"Hukum tidak boleh diperalat, hukum tidak boleh menjadi alat untuk menyingkirkan siapapun," ungkap Anas.
Baca juga: Usai Orasi Politik di Monas, Anas Kemungkinan Silaturahmi Dengan SBY: Makan Bakso Sukowati Dulu
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini menyatakan berkompetisi politik harus kesatria.
"Kalau berkompetisi, termasuk kompetisi politik, harus kesatria, bertanding secara kesatria, ayo maju satu lawan satu," katanya.
"Jangan pakai tangan pihak lain, itu pertandingan yang terbuka, kesatria, dan objektif. Karena dalam pertandingan kesatria, kalah menang itu soal lain," imbuh Anas.
Menang dan kalah, menurut Anas bukanlah masalah.
Ia hanya ingin menyampaikan, bahwa dalam dunia politik dibutuhkan keberanian dan bersikap kestaria.
"Kalah bukan masalah, menang bukan masalah juga. Saya ingin mengirim pesan ini bagi kita semua dan bagi siapa saja, bahwa di dalam dunia politik yang kadang keras dibutuhkan keberanian dan sikap kesatria," ujarnya.
Lantaran, bila bertanding secara kesatria, nantinya soal menang dan kalah tidak akan menjadi kebencian hingga permusuhan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.