Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kuasa Hukum Lukas Enembe Sebut Perawatan Kliennya di Rutan KPK Tidak Maksimal

Kuasa Anggota tim penasihat hukum Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe Petrus Bala Pattyona sebut perawatan kliennya di rutan KPK tidak maksimal.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kuasa Hukum Lukas Enembe Sebut Perawatan Kliennya di Rutan KPK Tidak Maksimal
Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha
Anggota tim penasihat hukum Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (17/7/2023). e Petrus Bala Pattyona sebut perawatan kliennya di rutan KPK tidak maksimal. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa Anggota tim penasihat hukum Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe Petrus Bala Pattyona sebut perawatan kliennya di rutan KPK tidak maksimal.

Petrus mencontohkan misalnya terkait dengan menu makanya yang disajikan untuk kliennya di rutan KPK.

"Betul, karena dalam hal kecil saja, soal menu makanan yang disiapkan di KPK adalah untuk orang sehat. Dan itu disampaikan sesama tahanan KPK kemarin sore waktu Pak Lukas diantar untuk bertemu saya," kata Petrus kepada awak media di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (17/7/2023).

Baca juga: Kuasa Hukum Ungkap Penyebab Lukas Enembe Enggan Makan dan Minum Obat

Kemudian dikatakan Petrus ketika dirinya bertemu dengan Lukas Enembe, ia menanyakan mengapa yang bersangkutan tidak ingin makan.

Betul, karena dalam hal kecil saja, soal menu makanan yang disiapkan di KPK adalah untuk orang sehat

"Dan saya bertanya, kenapa bapak tidak makan? Tahanan lain mengatakan 'makanan yang kami makan, tidak cocok dengan Pak Lukas karena ini makanan orang sehat, ada ikan, ada sayur, ada macam-macam'. Tapi buat Pak Lukas tidak cocok, memang tidak cocok," tegasnya.

Baca juga: Hakim Tolak Keberatan Kuasa Hukum Lukas Enembe Soal Second Opinion Dokter IDI

BERITA TERKAIT

Petrus juga menyebutkan bahwa saat ini kondisi Lukas Enembe kakinya dalam keadaan bengkak.

"Dan sekarang kakinya bengkak, kemarin saya ketemu kakinya bengkak lagi. Namun kemarin saya ketemu saya bisa bercanda, karena dia senang saya datang," tuturnya.

Sebelumnya, Jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Gubernur Papua non aktif Lukas Enembe menerima suap dan gratifikasi senilai total Rp46,8 Miliar.

Jaksa KPK menjelaskan Lukas Enembe menerima suap senilai Rp10,4 miliar dari pemilik PT Melonesia Mulia, Piton Enumbi.

Selain itu, katanya, Lukas juga menerima Rp35,4 miliar dari Direktur PT Tabi Anugerah Pharmindo Rijatono Lakka.

Selain dijerat suap, Lukas Enembe Juga didakwa menerima gratifikasi senilai total Rp1 miliar.

Jaksa mengatakan, Rp34,4 miliar dari total Rp46,8 miliar tersebut, Jaksa mengungkapkan, diterima Gubernur Papua non aktif itu dalam bentuk pembangunan atau perbaikan aset milik Lukas Enembe.

Baca juga: Hakim Tolak Keberatan Kuasa Hukum Lukas Enembe Soal Second Opinion Dokter IDI

"Bahwa selain menerima fee sebesar Rp 1.000.000.000 pada kurun waktu 2019 sampai dengan 2021, terdakwa juga menerima fee dari Rijatono Lakka sebesar Rp 34.429.555.850 dalam bentuk pembangunan atau renovasi fisik aset-aset milik Terdakwa melalui CV Walibhu dengan Fredrik Banne sebagai pelaksana lapangannya," kata jaksa KPK, dalam sidang pembacaan dakwaan, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).

Lebih lanjut, jaksa menjelaskan secara rinci terkait Rp34,4 miliar berupa aset milik Lukas Enembe tersebut yakni:

1. Hotel Angkasa yang terletak di Jalan S. Condronegoro Kelurahan Angkasa Pura Kecamatan Jayapura Utara total pengeluaran Rp25.958.352.672.

2. Lokasi Batching Plan (tanah dan batching set) yang terletak di Jalan Genyem Sentani Kabupaten Jayapura total pengeluaran Rp2.422.704.600.

3. Dapur (catering) yang terletak di Jalan S. Condronegoro Kelurahan Angkasa Pura Kecamatan Jayapura Utara total pengeluaran Rp2.184.338.77.

4. Kosan Entrop (bore pile dan rumah kos) yang terletak di Kelurahan Entrop Kecamatan Jayapura Selatan Kota Jayapura total pengeluaran Rp1.365.068.076.

5. Rumah Macan Tutul yang terletak di Jalan KRI Macan Tutul 10 Kelurahan Trikora Kecamatan Jayapura Utara total pengeluaran Rp935.827.825.

6. Lokasi lnventaris (truk dan crane) yang terletak di Jalan S. Condronegoro Kelurahan Angkasa Pura Kecamatan Jayapura Utara total pengeluaran Rp565.000.000.

7. Tanah Entrop (Tanah dan pagar) yang terletak di Kelurahan Entrop Kecamatan Jayapura Selatan Kota Jayapura total pengeluaran Rp494.358.632.

8. Gedung Negara yang terletak di Jalan Trikora Kota Jayapura total pengeluaran Rp200.331.600.

9. PLN Rumah Koya yang terletak di Koya Tengah Muara Tami Jayapura Papua total pengeluaran Rp123.693.000.

10. Rumah Koya yang terletak di Koya Tengah Muara Tami Jayapura Papua total pengeluaran Rp77.361.708.

11. Rumah Santarosa yang terletak di Jalan Santarosa No.39/40 Argapura Jayapura Selatan Kota Jayapura total pengeluaran Rp5.935.959.

12. Butik yang terletak di Jalan Raya Abepura Kelurahan Vim Kecamatan Abepura Kota Jayapura total pengeluaran Rp44.583.000.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas