Taman Safari Indonesia Gandeng Balai TN Wakatobi, Lestarikan Burung Kacamata Wangi-wangi
Taman Safari Indonesia (TSI) menggandeng Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi untuk mengampanyekan gerakan perlindungan dan cinta satwa.
Editor: Brand Creative Writer
TRIBUNNEWS.COM - Taman Safari Indonesia (TSI) menggandeng Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi untuk mengampanyekan gerakan perlindungan dan cinta satwa burung Kacamata Wangi-wangi.
Sosialisasi Program Konservasi Kacamata Wangi-Wangi dilakukan di Hotel Wisata, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Rabu (20/07/2023).
Burung kacamata wangi-wangi (Zosterops paruhbesar) memang tergolong satwa yang kurang dikenal masyarakat umum di Indonesia.
Burung yang baru dideskripsikan sebagai spesies baru dan endemik di Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 ini ternyata rentan terhadap kepunahan di alam bila tidak ada tindakan pelestarian sesegera mungkin yang dilakukan secara kolektif.
"Kami di Taman Safari Indonesia telah memulai program konservasi kacamata wangi-wangi sejak 2019 dengan membangun kompleks penangkaran di Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA).
Total burung yang kami hasilkan dari penangkaran tersebut hingga saat ini mencapai 26 ekor," kata Komisaris Taman Safari Indonesia (TSI), Tony Sumampau, dalam acara Sosialisasi Program Konservasi Kacamata Wangi-Wangi di Hotel Wisata, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Rabu (20/07/2023).
"Kami sadar untuk dapat melaksanakan program pelepasliaran kacamata wangi-wangi tidak mudah. Butuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak di Pulau Wangi-Wangi menjadi kunci utama keberhasilan pelepasliaran nanti," lanjut Tony.
Sejak 2022, TSI bersama Balai Taman Nasional Wakatobi bekerja sama melakukan berbagai program konservasi kacamata wangi-wangi di Pulau Wangi-Wangi.
Tony berharap dengan kolaborasi ini akan mampu mendorong peningkatan populasi kacamata wangi-wangi di habitat alaminya mengingat statusnya endemik yang rentan terhadap kepunahan dan diharapkan juga menjadi fauna identitas (ikon satwa) yang baru bagi Kabupaten Wakatobi
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Taman Nasional, Darman menambahkan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan Taman Safari Indonesia merupakan wujud dukungan besar Taman Nasional Wakatobi terhadap program konservasi kacamata wangi-wangi, serta menjadi upaya Balai Taman Nasional Wakatobi untuk melakukan pelestarian satwaliar di kawasan darat, selain pelestarian biota bawah laut yang telah dilakukan.
“Kenapa kacamata wangi-wangi harus dilestarikan. Burung yang hanya ada di Pulau Wangi-wangi ini sangat berperan dalam membantu mengendalikan populasi ulat-ulat yang merugikan tanaman petani lokal. Hal ini karena burung ini juga memakan ulat-ulat.
Saya kira jangan sampai kita terlambat kita membiarkan burung sendirian di alam tidak diurus, pada akhirnya orang lain yang akan bercerita banyak bagaimana melestarikan atau populasi dari burung kacamata Wangi-wangi,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Bupati Wakatobi, Haliana, dalam pembukaannya menyambut baik rencana pelestarian burung kacamata wangi-wangi dan mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk terlibat dalam kepedulian bersama dengan mengkampanyekan upaya konservasi kacamata wangi lebih luas.
“Mari kita beri kesadaran kepada masyarakat kita untuk bisa menyadari begitu pentingnya 1 ekor sui (nama daerah kacamata wangi-wangi) untuk menjaga ekosistem dan tentu menjadi daya tarik kita sebagai daerah wisata. “kata Haliana
Perlu diketahui, Sosialisasi Program Konservasi Kacamata Wangi-wangi (Zosterops paruhbesar) ini bertujuan untuk menguatkan keterlibatan para pihak dalam program konservasi melalui kegiatan kolaborasi konservasi, khususnya untuk Kacamata Wangi-wangi sebagai spesies endemik pulau wangi-wangi yang membutuhkan perhatian bersama secepatnya.
Dihadiri sebanyak 61 tamu undangan yang berasal dari berbagai dinas atau instansi pemerintah di Kabupaten Wakatobi, akademisi, kepala desa dan lurah serta tokoh masyarakat.