Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NasDem Minta Rocky Gerung Tak Dipolisikan terkait Pernyataannya yang Diduga Menghina Presiden

Ketua DPP Partai NasDem, Taufik Basari menilai Rocky Gerung tak perlu dipolisikan akibat pernyataannya yang diduga menghina presiden Jokowi.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
zoom-in NasDem Minta Rocky Gerung Tak Dipolisikan terkait Pernyataannya yang Diduga Menghina Presiden
Fersianus Waku
Pengamat Politik Rocky Gerung. Ketua DPP Partai NasDem, Taufik Basari menilai Rocky Gerung tak perlu dipolisikan akibat pernyataannya yang diduga menghina presiden Jokowi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem, Taufik Basari alias Tobas menilai pengamat politik sekaligus akademisi Rocky Gerung tak perlu dipolisikan akibat pernyataannya yang diduga menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tobas mengatakan dalam demokrasi yang sehat semua pihak harus membiasakan diri untuk menerima setiap kritikan.

Baca juga: Profil Rocky Gerung, Diduga Hina Jokowi hingga Dilaporkan ke Bareskrim oleh Relawan

"Dalam lingkungan demokrasi yang sehat, kita harus membiasakan diri terhadap setiap kritikan dan bahkan kecaman terhadap pihak-pihak yang diberikan amanat untuk menyelenggarakan negara," kata Tobas kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

Dia menjelaskan amanat yang diberikan kepada penyelenggara negara dalam konteks demokrasi akan selalu membuka ruang bagi kritikan, kecaman bahkan mungkin hinaan.

"Ini berlaku kepada seluruh pejabat, mulai dari pejabat daerah, pejabat negara, wakil rakyat, hingga presiden," ujar Tobas.

Karenanya, Tobas meminta kritikan Rocky Gerung tersebut tak perlu sampai ada pelaporan.

Berita Rekomendasi

"Karena itu, semestinya apa yang disampaikan Rocky Gerung tidak perlu sampai pada pelaporan pidana ke kepolisian," ucap anggota Komisi III DPR RI ini.

Baca juga: Relawan Indonesia Bersatu Laporkan Rocky Gerung ke Polda Metro Jaya

Menurutnya, demokrasi di tanah air tidak sehat bila selalu mengedepankan pidana dalam perbedaan pandangan, termasuk menyikapi kritikan dan kecaman atas suatu kebijakan pejabat negara.

"Jika itu yang terjadi maka negara kita bisa menjurus kepada otoritarianisme karena kritikan dan kecaman dihadapi dengan pendekatan kekuasaan bukan perdebatan pemikiran ataupun penjelasan berbasis data, bukti dan fakta," ungkap Tobas.

Lebih lanjut, Tobas berharap semua pihak mendorong hidupnya demokrasi di Indonesia dan membiasakan diri dengan perdebatan pemikiran termasuk kritikan dan kecaman.

"Jangan gunakan hukum dan kekuasaan untuk menutup ruang demokrasi ini," imbuhnya.

Adapun pada Senin (31/7/2023) media sosial Twitter dihebohkan dengan pernyataan Rocky Gerung yang diduga menghina Presiden Jokowi.

Dalam video yang dilihat Tribunnews, Rocky Gerung menyebut Jokowi hanya memikirkan nasibnya sendiri.

"Ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia masih ke China buat nawarin IKN. Dia masih mondar mandir dari satu koalisi satu ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri Dia nggak mikirin nasib kita. Itu b******* yang t****," kata Rocky Gerung.

Video lengkap pidato Rocky Gerung yang diduga menghina Presiden Jokowi itu juga diunggah di channel resmi Rocky Gerung, Rocky Gerung Official.

Rocky Gerung menyampaikan pidato itu dalam sebuah acara organisasi buruh.

Berdasarkan backdrop yang terpasang, acara itu berlangsung pada Sabtu, 29 Juli 2023 di Islamic Center Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas