MAKI Duga Kebiasaan Jorok Lukas Enembe di Rutan KPK hanya Trik agar Dibantarkan ke RS
MAKI menduga kebiasaan jorok dari Lukas Enembe selama di Rutan KPK adalah trik agar dibantarkan ke RS. Sehingga ia meminta agar KPK tetap sabar.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Boyamin pun berharap agar KPK tetap tidak menyerah dengan sikap Lukas Enembe tersebut.
Namun, disisi lain, KPK juga tidak boleh terlalu memperlakukan istimewa Lukas Enembe jika ketika dibawa di rumah sakit harus menjadi tahanan di sana.
Baca juga: Hasil Pemeriksaan Kesehatan Second Opinion IDI, Lukas Enembe Layak Ikuti Sidang
Menurutnya hal tersebut akan menimbulkan iri terhadap tahanan lain.
“Jadi standarnya dari dokter seperti apa, kalau sehat ya tetap dalam tahanan. Bahwa dia sering melakukan ‘ulah’ itu tadi yang membuat nyaman yang lain dia harus diedukasi, harus sabar.”
“Tapi jangan sampai KPK menyerah, KPK ndak boleh menyerah terus kemudian dibawa ke rumah sakit, selama tahanan dibantarkan terus ke rumah sakit, nanti timbulkan iri, besok lagi ada orang yang membuat ulah yang sama,” tegasnya.
Kebiasaan Jorok Lukas Enembe yang Buat Tahanan Lain Mengeluh
Sebelumnya, informasi kebiasaan jorok Lukas Enembe di Rutan KPK diketahui keluhan tahanan lain dalam surat yang ditandatangani oleh 20 tahanan termasuk Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Hasbi Hasan dan Mantan Kepala Bea dan Cukai Makassar, Andhi Pramono.
Sementara dalam surat tersebut, terdakwa dugaan suap pengadaan helikopter Agusta Westland (AW)-101 John Irfan Kenway, mereka mengungkapkan kondisi Lukas yang tidak higienis.
“Di beberapa bulan terakhir ini oleh karena kondisi kesehatannya, tindakan perbuatan berikut ini sudah membuat kami warga tahanan MP menjadi tidak nyaman dan juga sangat mungkin menimbulkan bahaya terhadap kesehatan kami,” kata Irfan dalam suratnya sebagaimana dikutip Kompas.com, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Masa Pembantaran Habis, Lukas Enembe Kembali Disidang Selasa Lusa
Kemudian, tidak pernah membersihkan diri setelah buang air besar hingga tidur di atas kasur yang sudah berbau pesing karena tidak diganti.
Menurut Irfan, para tahanan sudah pusing oleh persoalan mereka masing-masing sehingga tidak bisa terus membantu Lukas membersihkan diri dan kamarnya.
“Izinkan kami untuk sibuk dengan persoalan kami masing-masing yang sudah sangat berat kami rasakan an tidak lagi diganggu perasaan bersalah oleh karena kami merasa membiarkan Bapak Lukas Enembe dengan segala keterbatasannya,” tutur Irfan.
Adapun surat tersebut diberikan oleh pengacara Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Syakirun Ni'am)