Investasi Luar Jawa Berkembang Pesat, Legislator sebut Bahlil Berkomitmen Wujudkan Indonesia Sentris
keberhasilan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, yang berhasil meningkatkan realisasi investasi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Muhammad Sarmuji memuji keberhasilan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, yang berhasil meningkatkan realisasi investasi di tahun 2023 sejak enam bulan berjalan, yakni Januari sampai Juni 2023 sebesar Rp 678,7 triliun dari target investasi Rp 1.400 triliun di tahun 2023.
Pada kuartal I-2023, realisasi investasi mencapai Rp 328,9 triliun dan kuartal II sebesar Rp 349 triliun.
Realisasi ini mencapai 48,5 persen dari target pada 2023 yang mencapai Rp1.400 triliun.
Menariknya investasi luar Jawa yang sangat besar yakni 52,3 perseb atau Rp 354,9 triliun dan Jawa sisanya 47,7 persen atau Rp 328,3 triliun.
“Memang dalam beberapa tahun ini di era Pak Jokowi dan Menteri Bahlil itu salah satu yang menggembirakan, itu bukan hanya persoalan investasinya tercapai tetapi justru yang membuat kita gembira investasi yang di masa lalu itu sangat terkonsentrasi di Jawa sekarang lebih besar di luar pulau Jawa,” kata Sarmuji dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (10/8/2023).
Menurut legislator Partai Golkar ini, Menteri Bahlil berhasil mewujudkan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimana arah pembangunan lewat investasi tidak hanya terfokus di Pulau Jawa saja, tetapi mulai berkembang pesat di daerah luar Pulau Jawa.
Pasalnya, wilayah Pulau Jawa sendiri dengan jumlah penduduk yang banyak dengan sendirinya akan bertumbuh tanpa ada bantuan dari pemerintah.
“Nah ini kan mewujudkan mimpi kita semua tentang Indonesia sentris, tentang penyebaran pemerataan yang lebih adil, karena Jawa ini sebenarnya kalaupun melaju dengan biasanya itu pasti akan tetap bertumbuh dengan kekuatan ekonomi yang besar dengan penduduk yang banyak, infrastruktur yang sudah bagus itu tanpa ada intervensi apapun orang sudah tertarik untuk investasi di Jawa,” ujarnya.
Sementara untuk luar Pulau Jawa, menurut Sarmuji masih butuh dukungan penuh dari pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah karena kurangnya infrastruktur membuat para investor harus berpikir dua kali untuk berinvestasi.
Selain infrastruktur, kata Sarmuji pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah dalam mengembangkan investasi di daerah.
“Tetapi untuk di luar Jawa butuh effort yang sangat besar untuk bisa menarik investasi di luar pulau Jawa, karena kita punya problem yang cukup banyak misalkan infrastrukturnya belum memadai, SDM-nya juga relatif masih tertinggal dibandingkan dengan pulau Jawa, lalu barangkali perangkat atau rulenya juga tidak sesiap di Jawa dan sebagainya,” katanya.
Sebab itu, bagi Sarmuji menjelaskan ketika nilai investasi yang masuk lebih besar di luar pulau Jawa maka menjadi sebuah prestasi yang menggembirakan karena akan menggerakkan roda ekonomi secara merata.
“Karena itu kalau capaian investasinya itu lebih besar di luar pulau Jawa itu menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan,” ucapnya.