Ahmad Basarah Sesalkan Judul Beberapa Media Tidak Sesuai dengan Wawancara Tentang Sikap PPP
Ahmad Basarah sangat menyesalkan judul berita beberapa media massa yang tidak sesuai dengan isi wawancara mereka terkait sikap PDIP terhadap PPP.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan sangat menyesalkan judul berita beberapa media massa yang dibuat tidak sesuai dengan isi wawancara mereka tentang sikap PDI Perjuangan terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ahmad Basarah bahkan merasa tidak berbicara sesuai judul yang ditulis media massa itu.
"Sejumlah judul yang saya baca bahkan saya nilai berpotensi ingin mengadu domba antara PDI Perjuangan dengan PPP. Saya maklum, beberapa media massa memang cenderung menyukai berita sensasional. Tapi hal tersebut seharusnya tidak mengorbankan narasumber, apalagi sampai melakukan framing kepada narasumber dan meninggalkan etika jurnalistik seperti tidak boleh mencampurkan antara fakta dan opini," tegas Ahmad Basarah di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Pernyataan tegas Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu merujuk pada sejumlah berita yang beredar hari ini (14/8/2023), berisi wawancara mereka dengan Ahmad Basarah ihwal bergabungnya PAN dan Partai Golkar ke kubu Prabowo Subianto.
Baca juga: Ahmad Basarah: Ganjar Lahir Dari Rakyat Biasa, Bukan dari Kalangan Bangsawan
Beberapa wartawan menemui Ahmad Basarah usai jumpa pers tentang penyelenggaraan sidang tahunan di Gedung MPR RI, bertanya dan meminta konfirmasi sikap PDI Perjuangan terhadap pernyataan petinggi PPP yang mewanti-wanti jika Sandiaga Uno tidak ditunjuk menjadi Cawapres Ganjar Pranowo, partai itu akan cabut dari koalisi.
"Menjawab pertanyaan itu, saya hanya mengatakan "monggo", (tidak lebih dan tidak ada kata-kata lain)," tegasnya.
"Setelah itu saya lanjutkan penjelasan saya lagi-lagi kan bagi PDI Perjuangan kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan. Tidak boleh ada paksaan, apalagi ada ancaman, dan lain sebagainya," lanjut Ahmad Basarah.
Usai wawancara berlangsung, Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu mengaku sangat terkejut membaca berita di beberapa media massa dengan judul yang sama sekali tidak pernah diucapkannya sedikit pun.
Di antara judul-judul itu misalnya "PDIP Persilakan PPP Pergi jika Sandiaga Uno Tak Diusung jadi Cawapres Ganjar, Basarah: Monggo", atau "PDIP Siap Ditinggal PPP Jika Sandiaga Uno Tak Diusung untuk Dampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024".
Baca juga: Dies Natalis ke-70 UKI, Ahmad Basarah Sampaikan Orasi Pancasila Mahakarya Pendiri Bangsa
Judul lain yang juga disesalkan Ahmad Basarah misalnya, "PDIP Persilakan PPP Pergi Jika Sandiaga Uno Tak Jadi Cawapres, Koalisi Ganjar Pranowo Tak Solid?" atau "PPP Kena Ulti PDIP, Kalau Masih Nekat Usung Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar Dipersilakan Cabut".
"Saya tak pernah menyatakan apa yang ditulis oleh contoh judul-judul itu. Terus terang semua judul itu membuat PDI Perjuangan khususnya saya merasa dirugikan dan dapat merusak psikologis politik hubungan baik kami dengan teman-teman PPP," urai Ahmad Basarah.
Menurut dia, apa yang hendak ditekankannya saat diwawancarai wartawan pesannya adalah bahwa landasan sebuah kerja sama politik dalam pilpres adalah kesukarelaan, kehendak bersama dan tidak boleh ada paksaan satu dengan lainnya. Tanpa landasan tersebut, perjalanan sebuah kerja sama akan sulit.
‘’Setelah saya jelaskan demikian, saya tambahkan penjelasan pada wartawan tadi siang bahwa sekali lagi, semua bacawapres yang muncul di permukaan publik mau Pak Sandiaga Uno, mau Pak Mahfud MD, kemudian sekarang Mbak Puan menyebut nama Mbak Yenny Wahid, ada juga mantan panglima TNI (Purn) Jenderal Andika perkasa, kemudian ada Pak Erick Thohir dan banyak lagi, probability mereka untuk menjadi cawapres Pak Ganjar cukup tinggi, kita tunggu nanti pada batas akhir pendaftaran capres dan cawapres yang telah diatur KPU, kita lihat bagaimana formasi grouping parpolnya dan formasi capres cawapresnya, “ jelas Ahmad Basarah. (*)
Baca juga: Ahmad Basarah Ingatkan Bahaya Politik Identitas Lahirkan Pembelahan Masyarakat