Pengerjaan Tower BTS 4G Kominfo Tetap Berjalan Meski Tanpa Kontrak
idang lanjutan perkara dugaan korupsi BTS mengungkap fakta adanya pengerjaan tower tanpa kontrak.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang lanjutan perkara dugaan korupsi BTS mengungkap fakta adanya pengerjaan tower tanpa kontrak.
Pengerjaan tanpa kontrak itu dilakukan setelah batas waktu proyek, yakni Desember 2022.
Sebab proyek ini mestinya rampung sebelum batas waktu yang ditentukan.
Namun hingga kini, proyek stategis nasional ini masih berlanjut.
"Sampai saat ini yang saya pahami masih berjalan progresnya. Berjalan tanpa kontrak," kata Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Bambang Noegroho dalam sidang lanjutan perkara korupsi BTS BAKTI Kominfo di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2023).
Total tower yang semestinya selesai dikerjakan hingga akhir 2022 sebanyak 4.200 site.
Namun kenyataanya, hanya 2.190 yang sudah rampung sebelum batas waktu pengerjaan.
Baca juga: Johnny G Plate di Persidangan Pertanyakan Mengapa Proyek BTS Kominfo Gunakan Skema Capex
Sisa tower yang belum rampung hingga kini masih dikerjakan oleh pihak konsorsium lama.
"Yang BAPHP sudah 2.190. Sisanya 2000. (Yang mengerjakan) kosorsium yang sama," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan siaran resmi Kominfo, kontrak paket 1 dan 2 dimenangi oleh Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data sebagai konsorsium.
Kontrak paket 1 pembangunan BTS Kominfo terdiri dari 269 titik di Kalimantan dan 439 titik di Nusa Tenggara Timur.
Kemudian kontrak paket 2 pembangunan BTS Kominfo terdiri dari 17 titik di Sumatra, 198 titik di Maluku, dan 512 titik di Sulawesi.
Baca juga: Johnny G Plate di Persidangan Pertanyakan Mengapa Proyek BTS Kominfo Gunakan Skema Capex
Adapun paket 3 terdiri dari 409 titik di Papua dan 545 titik pembangunan di Papua Barat yang dikerjakan oleh PT Aplikanusa Lintasarta, Huawei, dan PT Sansaine Exindo sebagai konsorsium.