Aksi Seorang TNI yang Usir ASN yang Enggan Ikut Upacara HUT RI karena Lapangan Becek Tuai Pujian
Sikap anggota TNI tersebut rupanya mendapat pujian dari warganet melalui kolom komentar unggahan Instagram @viralno.1
Editor: Eko Sutriyanto
Dikutip dari TribunSolo.com, seorang polisi berpangkat Bripka dengan sigap memanjat tiang bendera setinggi 10 meter.
Kapolsek Juwangi, AKP Kuntadi Wijanarko, membenarkan kejadian tersebut.
Kutandi menjelaskan, awalnya upacara berlangsung lancar dan khidmat.
Bendera kemudian dibentangkan dan tali sudah diikatkan. Paduan suara pun mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun, baru beberapa kali tarikan, tiba-tiba tali yang mengikat bendera bagian atas terlepas.
"Lepas pas ditarik, baru awal penarikan, baru 3-4 tarikan, talinya lepas," jelasnya.
Anggota Polsek Juwanggi, Bripka Suparno, lantas berinisiatif memanjat tiang bendera setinggi 10 meter itu.
Aksi heroik berbeda dilakukan oleh anggota Satlinmas Rescue Istimewa, Susmiyati.
Ia menerjang gelombang tinggi saat upacara HUT ke-78 RI yang digelar di tengah laut Pantai Baron, Kemadang, Tunjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Mengutip Kompas.com, saat upaara digelar, cuaca sebenarnya tidak mendukung, mulai dari mendung hingga gelombang tinggi 11 feet.
Dalam upacara itu, ada 20 orang yang bersiap mengibarkan bendera.
Mereka terdiri dari tiga orang pengibar bendera, dan 17 orang sebagai pengawal.
Adapun Susmiyati bersama dua orang lainnya yakni Surono dan Heri Wibowo bertugas sebagai pengibar bendera.
Di tengah gemuruh ombak yang saat itu 11 feet, mereka langsung berenang menuju ke tiang bendera.
Dari kejauhan, tubuh mereka bertiga sempat terbawa arus ke arah barat.
Ketika ombak besar datang, mereka langsung masuk ke dalam air.
Kembali ke jalur semula ke arah tiang bendera, empat kapal dan tiga jetski pun beberapa kali mendekati mereka.
Tiga jetski sengaja dipersiapkan untuk mengangkut ketiga pasukan pengibar bendera jika tidak kuat menerjang tingginya gelombang.
Akhirnya, ketiganya sampai ke tiang bendera setelah berenang kurang lebih 10 menit dan mengibarkannya.
Setelah selesai, mereka diangkut menggunakan kapal dan dibawa ke pinggir.
Susmiyati mengaku telah menyiapkan diri sejak tiga hari terakhir untuk berlatih berenang dan mengibarkan bendera.
Sebagai seorang perempuan satu-satunya, dia mengakui kesulitan berenang saat gelombang tinggi.
"Sabar dan mengikuti arus. Sabar mesti sampai, kita tetap semangat," ujar Susmiyati ditemui di Pantai Baron setelah upacara, Kamis. (Tribun Timur Akira Tandika Paramitaningtyas) (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunTangerang.com/Rafzanjani Simanjorang, TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini, TribunSolo.com/Tri Widodo, Kompas.com/Markus Yuwono)