Dikritik PDIP soal Food Estate, Jokowi: Semua Negara Hadapi Krisis Pangan
Jokowi menjawab kritikan PDIP soal food estate dengan menegaskan bahwa program tersebut diperlukan karena seluruh negara menghadapi krisis pangan.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab kritikan dari PDIP terkait kebijakan food estate (lumbung pangan).
Jokowi mengatakan, tujuan adanya pembangunan food estate demi mengatasi krisis pangan.
Dirinya menyebut, seluruh negara di dunia tengah menghadapi krisis pangan.
"Kita itu membangun food estate, lumbung pangan itu untuk dalam rangka mengatasi krisis pangan."
"Hati-hati, semua kawasan, semua negara kini menghadapi krisis pangan," jelasnya usai menghadiri acara Hari Konstitusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (18/8/2023) dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi pun mencontohkan kelangkaan gandum yang kini dihadapi oleh seluruh negara di dunia.
Baca juga: Beda Pandangan Sekjen dan Ketua PDIP Soal Food Estate Kejahatan Lingkungan
Kelangkaan ini, sambungnya, membuat harga gandum mengalami kenaikan.
"Gandum, problem di seluruh negara. Yang makan gandum, semua ini, masalah semua ini, problem. Harga juga naik drastis," katanya.
Lalu, Jokowi juga mengungkapkan adanya kelangkaan beras usai India menyetop ekspor.
Senada dengan gandum, Jokowi menyebut hal ini membuat harga beras juga mengalami kenaikan.
"Setelah India stop tidak ekspor (beras) lagi, semua yang makan beras, semuanya kini masalah, harga naik," jelasnya.
Dengan kondisi semacam ini, Jokowi menganggap program food estate merupakan keharusan agar Indonesia memiliki cadangan makanan.
Lalu, jika Indonesia memiliki cadangan makanan melimpah, maka dapat diekspor ke negara lain yang membutuhkan.
"Sehingga yang disebut lumbung pangan food estate itu harus. Untuk cadangan, baik cadangan strategis atau nanti kalau melimpah betul, nggak apa-apa nanti bisa ekspor karena negara lain membutuhkan," ujarnya.