Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter Spesialis Paru: Penyemprotan Air di Jalanan untuk Kurangi Polusi Udara Tidak Efektif

Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan menyoroti ide penyemprotan air di jalanan untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dokter Spesialis Paru: Penyemprotan Air di Jalanan untuk Kurangi Polusi Udara Tidak Efektif
Warta Kota/YULIANTO
Kendaraan water canon Brimob Polda Metro Jaya menyemprotkan air di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Polda Metro Jaya melakukan penyemprotan air di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Medan Merdeka Barat, Jakarta, sebagai upaya mengurangi polusi udara dan mengatasi cuaca panas di Ibu Kota. Warta Kota/Yulianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan menyoroti ide penyemprotan air di jalanan untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek.

Menurutnya penyemprotan air di jalanan tidak efektif, lantaran partikel polusi udara berada di ketinggian bukan berada di jalanan.

Baca juga: Polusi Udara Makin Parah, Ini Tips Buat Jaga Diri

"Kurang efektif ya, karena partikel polutan yang berada di ketinggian itu tidak semua terjangkau," kata Erlina yang dikutip di media sosial X atas izin yang bersangkutan, Jumat (25/8/2023).

Ia menerangkan, ketidakefektifan kegiatan itu juga disampaikan dalam studi yang dilakukan di Tiongkok.

Bahwa menyemprot jalan dengan air justru meningkatkan, bukan menurunkan konsentrasi PM2.5.

"Sehingga merupakan sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara," tutur dia.

Baca juga: Pengamat Singgung Isu Polusi Udara Jakarta yang Mulai Dijadikan Komoditas Politik

Berita Rekomendasi

Anggota PB IDI menerangkan, PM2.5 terbentuk dari emisi pembakaran bensin, minyak, bahan bakar, dan kayu. 

Sementara PM10 dari tempat pembangunan pembuangan sampah, kebakaran hutan, debu, dan lain-lain.

Di samping itu, penelitian lain menemukan penyemprotan air ke jalan memperlihatkan dampak kepada partikel PM10..

Water Canon Polda Metro Jaya menyemprot jalanan protokol DKI Jakarta untuk mengurangi polusi udara, Rabu (23/8/2023).
Water Canon Polda Metro Jaya menyemprot jalanan protokol DKI Jakarta untuk mengurangi polusi udara, Rabu (23/8/2023). (Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti)

"Dimana dapat menghilangkan partikel dari permukaan jalan dan mengurangi konsentrasinya di lingkungan jalan secara lebih menyeluruh," ungkap dr Erlina. 

Adapun yang lebih baik adalah melakukan modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan.

Namun tetap menurutnya dampaknya hanya bersifat sementara .

Baca juga: Pengamat Singgung Isu Polusi Udara Jakarta yang Mulai Dijadikan Komoditas Politik

Ia pun berharap ada intervensi langsung yang menyeluruh dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas