Menko PMK: Beban Pengasuhan Lebih Banyak Dipikul Kaum Perempuan
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan selama ini beban pengasuhan masih diberikan kepada kaum perempuan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan selama ini beban pengasuhan masih diberikan kepada kaum perempuan.
Menurut Muhadjir, hal ini terjadi karena norma gender yang berlaku pada masyarakat.
"Beban pengasuhan atau perawatan rumah tangga masih timpang, lebih banyak dipikul oleh perempuan karena norma gender yang banyak berlaku dalam masyarakat," ujar Muhadjir dalam Knowledge Forum on Gender Equality Development di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Muhadjir mengungkapkan International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Perburuhan Internasional memperkirakan hanya 30,6 persen penduduk dunia dapat mengakses perlindungan sosial.
Angka perempuan, kata Muhadjir, lebih rendah dalam mengakses perlindungan sosial.
"Padahal perempuan memiliki risiko dan kerentanan spesifik sepanjang hidupnya seperti persalinan dan juga beban kerja perawatan," tutur Muhadjir.
Baca juga: Menko PMK: Haji Cukup Sekali Seumur Hidup, yang Kangen Baitullah Bisa Umrah
Selain itu, Muhadjir mengungkapkan di bidang kesehatan, tingginya beban kerja perawatan yang tak dibayar menghambat akses perempuan untuk mendapatkan pekerjaan.
Dirinya mengungkapkan di Indonesia tingkat partisipasi kerja perempuan jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki.
"Mayoritas perempuan bekerja di sektor informal dan mendominasi pekerjaan keluarga yang tidak dibayar," kata Muhadjir.
Baca juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Bicara Soal Kriteria Pemimpin Indonesia Selanjutnya
Pada tahun 2023 ini, Muhadjir mengungkapkan Indonesia bersama negara ASEAN telah menyepakati deklarasi mengenai kesetaraan gender dan pembangunan keluarga.