Ruang Digital Butuh Talenta Digital yang Mumpuni sehingga Memberikan Peluang Karir Baru
Talenta digital adalah kumpulan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang berkaitan dengan teknologi dan aspek digital sebab, segala aktivitas.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring pesatnya perkembangan teknologi digital sekarang ini, talenta digital amat dibutuhkan.
Talenta digital adalah kumpulan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang berkaitan dengan teknologi dan aspek digital sebab, segala aktivitas manusia saat ini tak lepas dari penggunaan teknologi digital.
Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Sintya mengatakan, talenta digital di era sekarang menjadi penting lantaran memberikan peluang karir yang baru, menjadi kebutuhan dalam hal transformasi bisnis, menciptakan inovasi dan kreativitas, serta pengaruh globalisasi dan keterhubungan satu sama lain tanpa sekat geografis.
Namun, seiring pentingnya talenta digital, dibutuhkan pula generasi yang cakap dan beretika di ruang digital.
“Apa saja yang masuk dalam etika digital itu? Beberapa di antaranya adalah perlindungan privasi, penggunaan teknologi dengan penuh tanggung jawab, pengembangan teknologi yang positif, serta pertimbangan etis dalam mengambil keputusan teknologi,” kata Ni Kadek saat workshop Cerdas Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk Mengubah Masa Depan di Jabar belum lama ini.
Selain Ni Kadek, event merupakan rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi juga menghadirkan narasumber dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta Ade Irma Sukmawatiserta Co-founder Zeotech.co.id Aries Saefullah.
Kadek menggarisbawahi masih banyaknya talenta digital yang belum cakap dan beretika di ruang digital.
Hal itu disebabkan kurangnya pendidikan digital yang komprehensif, akses yang terbatas ke teknologi dan pelatihan, kurangnya kesadaran tentang etika digital, tingkat literasi digital yang rendah, serta minimnya perang orangtua dan pendidik.
Aries Saefullah menambahkan, generasi muda harus menjadi pelopor digitalisasi dengan kemampuan cakap digital yang mumpuni.
Hal-hal yang patut dipahami berdasarkan konteks ke-Indonesia-an warga negara digital adalah memahami beragam tipe media sosial, memasang perisai antihoaks, serta menggunakan etika saat berinteraksi di ruang digital.
“Memahami tipe media sosial adalah dengan membiasakan diri berpikir kritis tentang manfaat media sosial yang digunakan. Jangan sampai kamu hanya menggunakan lantaran sedang tren, tetapi tidak mengerti manfaatnya,” ujarnya.
Mengenai perisai antihoaks, menurut Aries, adalah dengan mengecek kebenaran berita yang disajikan dan memastikan kepaduan bahasanya. Adapun tentang etika di ruang digital, dipahami bahwa berinteraksi di ruang digital itu sama halnya berinteraksi di dunia nyata.
Kita berhadapan dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya berbeda-beda.
“Jadi, pastikan tetap menjaga kesopanan seperti halnya yang kita lakukan di dunia nyata,” ungkapnya.
Baca juga: NEC Indonesia dan PIDI 4.0 Jalin Kolaborasi, Kembangkan Talenta Digital di Industri Manufaktur
Terkait mengoptimalkan teknologi digital, menurut Ade Sukmawati, kecakapan mengoperasikan teknologi digital saja belum cukup. Namun, harus mampu memanfaatkannya dengan optimal untuk memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman konsep sikap dalam optimasi potensi di ruang digital.
“Pertama adalah dengan menyiapkan sarana dan prasarana, mengenali kebutuhan, dan memahami syarat penggunaannya,” tuturnya.