Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Program Peremajaan Rakyat Disebut Jadi Cara Bangun Industri Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan 

industri sawit memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapat ekspor negara, menjaga keseimbangan perdagangan dan mendorong penerimaan devisa

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Program Peremajaan Rakyat Disebut Jadi Cara Bangun Industri Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan 
m.kompas.com
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit 

Meski demikian, produktivitas kebun petani sawit ini masih sangat rendah pada kisaran 2-3 ton per hektar per tahun. Bandingkan dengan produksi yang bisa dicapai oleh perkebunan swasta yang mencapai 5-6 ton per hektare per tahun. Persoalan utama adalah usia pohon yang sudah tua, rata-rata di atas 25 tahun. 

Di sisi lain, perkebunan rakyat cenderung menggunakan benih yang secara kualitas kurang baik dan belum menerapkan prinsip pertanian yang baiik.

“Produktivitas kebun yang rendah itu jelas berpengaruh terhadap pendapatan dari petani rakyat yang akhirnya berujung pada tingkat kesejahteraan keluarga mereka. Untuk meningkatkan pendapatan petani, terdapat risiko para petani melakukan perluasan kebun dengan melakukan land clearing secara illegal yang menyebabkan terjadi perubahan fungsi lahan dan hutan secara tidak terkendali,” tuturnya.

Program PSR

Dono menyebut, hal itu yang menjadi alasan utama mengapa intervensi kepada petani sawit ini sangat penting. 

Tercatat, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada tahun 2017. 

"Tujuan utama dari program ini adalah untuk meremajakan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh petani kecil, guna meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan," katanya.

Dia menjelaskan, program PSR merupakan inisiatif langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), dengan tujuan yang sederhana namun dalam yaitu untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani kecil melalui peremajaan pohon kelapa sawit, sehingga hasil buah sawit yang dihasilkan lebih melimpah.

BERITA TERKAIT

Untuk mencapai tujuan ini, program PSR dibangun di atas empat pilar utama, yakni legalitas kepemilikan lahan, keberlanjutan, sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO), serta peningkatan produktivitas.

Dalam hal legalitas dan keberlanjutan, Program PSR dapat memastikan keabsahan kepemilikan lahan, sehingga para petani yang terlibat memiliki dokumen resmi atas tanah yang mereka kelola. Prinsip-prinsip keberlanjutan turut diusung oleh program ini, dengan menemukan keseimbangan antara usaha peremajaan dan pelestarian lingkungan.

"Pada saat panen pertama, program ini juga memiliki tujuan untuk meraih sertifikasi ISPO, sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan, serta sebagai bukti nyata komitmen terhadap praktik produksi minyak kelapa sawit yang etis dan bertanggung jawab," kata Dono.

Inti dari Program PSR adalah peningkatan produktivitas. Program ini memiliki ambisi untuk meningkatkan produktivitas hingga mencapai 10 metrik ton tandan buah segar per hektar setiap tahunnya. 

"Dengan demikian, program ini bukan hanya berupaya meningkatkan jumlah produksi, tetapi juga berusaha melakukannya pada lahan yang sudah ada, menghindari perluasan lahan baru," katanya

Jika berhasil dijalankan dengan baik, Program PSR akan memberikan sejumlah manfaat yang signifikan bagi kehidupan petani kecil, industri kelapa sawit, dan lingkungan.

"Melalui penggantian pohon-pohon tua dengan varietas tanaman yang menghasilkan lebih banyak tandan buah segar, program ini akan mendorong efisiensi produksi dan potensi pendapatan petani," ujarnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas