Contoh Teks Khutbah Jumat, 8 September 2023: Masjid sebagai Pemersatu Umat
Simak contoh teks khutbah Jumat berjudul Masjid Sebagai Pemersatu Umat. Memuat materi bagi umat muslim untuk menjaga dan merawat masjid.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Suci BangunDS
Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia
Dalam konteks ke-Indonesia-an, istilah takwa yang paling sesuai bisa kita lihat pada al-Qur’an surat al-Ḥujurat ayat 13. Dalam ayat tersebut, takwa yang Allah jadikan sebagai tolok ukur kemuliaan seseorang, disandingkan dengan keragaman penciptaan manusia sebagai umat yang berbangsa dan bersuku-suku. Perbedaan yang Allah tetapkan ini tidaklah untuk menciptakan perbedaan dan perpecahan. Melainkan agar kita manusia bisa saling mengenal satu sama lain, li ta’arafu. Firman Allah tersebut berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (Q.S. al-Ḥujurat : 13)
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, 25 Agustus 2023: Cara Peduli Lingkungan dan Menjaga Kelestariannya
Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Baginda Nabi mengingatkan umatnya, jikalau mereka benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya mereka senantiasa berkata baik, tidak menyakiti tetangga, dan memuliakan tamunya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda: “Siapa yang mengaku beriman pada Allah dan Hari Akhir, hendaknya berkata baik atau diam. Barang siapa yang mengaku beriman pada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tetangganya. Barang siapa yang mengaku beriman pada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (H.R. Muslim)
Sebagai warga negara, kita memiliki tiga tetangga. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Imam Ibnu Ḥajar al-Haitami dalam kitab Fatḥul Mubin saat mensyarahi hadits ini. Pertama, tetangga seiman yang memiliki kekerabatan dengan kita. Kedua, tetangga seiman yang tidak ada hubungan darah. Dan ketiga, tetangga yang tidak seiman dan tidak ada kekerabatan dengan kita.
Terhadap yang pertama kita harus memberinya tiga hal, yakni memperlakukannya sebagai saudara seiman, keluarga, dan tetangga. Kepada tetangga kita yang kedua, kita harus menganggapnya sebagai saudara seiman dan tetangga yang harus dihormati. Dan terhadap mereka yang ketiga, kita wajib hukumnya memperlakukan mereka sebagai tetangga yang harus kita hormati dan bantu semampu kita.
Ma’asyiral muslimin raḥimakumullah…
Kelompok berikutnya yang dinilai sebagai pemakmur masjid adalah mereka yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Shalat di masjid biasanya dilaksanakan secara berjamaah sebagaimana yang sering kita kerjakan selama ini. Selain 27 derajat yang Baginda Nabi sampaikan, masih ada manfaat lain dari berjamaah di masjid, yakni terjalin dan semakin kuatnya tali sillaturrahmi antar kita, menjadi pembuka pintu rejeki karena adanya pertukaran informasi usaha, dan lain sebagainya.
Jamaah sekalian, dari uraian di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa masjid adalah tempat untuk membersihkan diri, meningkatkan ketakwaan, mempertebal keimanan, dan memperkuat persatuan kita melalui shalat berjamaah dan pengelolaan zakat yang tepat. Setelah memahami makna dan fungsi masjid ini, semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita pada umumnya dan pengurus masjid khususnya, untuk semakin cinta kepada masjid. Menjadikannya sebagai tempat yang sakral, pengayom dan pemersatu umat melalui kegiatan ritual keagamaan dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)