Deklarasi Rembuk Pemuda, Aidil Pananrang Serukan Perwujudan Indonesia Emas 2045
Phala-Wan Cafe, Jakarta Selatan, menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan pemuda yang monumental, "Rembuk Pemuda".
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Phala-Wan Cafe, Jakarta Selatan, menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan pemuda yang monumental, "Rembuk Pemuda".
Acara yang dihadiri oleh ratusan pemuda dari berbagai latar belakang, seperti aktivis mahasiswa, organisasi kepemudaan, BEM, influencer, serta tokoh-tokoh pemuda ini mencatatkan tanda baru bagi sejarah kepemudaan di tanah air.
Dalam acara tersebut, manifesto Rembuk Pemuda dibacakan sebagai bentuk komitmen dan dedikasi pemuda terhadap bangsa. Hal ini diikuti oleh penandatanganan deklarasi oleh para deklarator, yang terdiri dari representasi pemuda dari berbagai sektor.
Aidil Pananrang, selaku Founder Rembuk Pemuda, menegaskan pentingnya kolaborasi di antara pemuda.
"Kami pemuda, dalam melihat perubahan zaman yang begitu cepat hari ini, percaya bahwa kolaborasi adalah jawaban untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Kami mencita-citakan hadirnya sebuah ruang atau wadah untuk mengakomodasi mimpi anak bangsa dalam menuju Indonesia emas 2045. Maka, pada hari ini kami mendeklarasikan gerakan layaknya para pemuda terdahulu dalam berbagai momentum bersejarah, namun dengan spirit yang lebih besar yaitu, REMBUK PEMUDA," katanya, Senin (11/9/2023).
Menurutnya, perubahan besar di bangsa ini selalu digerakkan oleh para pemuda.
Dari momentum kebangkitan nasional 1908, sumpah pemuda 1928, hingga kemerdekaan 1945.
Rentetan peristiwa besar seperti 1968, 1974, dan reformasi 1998 juga didorong oleh pemuda.
Oleh karenanya, lahirnya Rembuk Pemuda pada 2023 ini disebutnya sebagai ikhtiar untuk menuliskan kembali sejarah bangsa dan menyerukan kepada seluruh pemuda Indonesia agar berembuk, bahu membahu, demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Mewujudkan Indonesia Emas 2045 tidak cukup dengan mulut-mulut yang berbicara, namun harus dibarengi dengan kaki-kaki yang melangkah, tangan-tangan yang bekerja, badan-badan yang berjuang, dan pikiran-pikiran yang menyala. Sehingga merupakan suatu bentuk pengkhianatan ketika pemuda memilih untuk berdiam diri dan bermalas-malasan, melainkan kita semua harus segera berembuk, beraksi, dan berdampak nyata bagi Indonesia,” papar Aidil yang pernah menjadi Ketua BEM di salah satu universitas ternama di Bandung.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, salah satu tokoh pemuda yang hadir, menyatakan bahwa pemuda tidak hanya sebagai pemilik masa depan, tapi juga pemilik masa kini.
Dengan keterlibatan pemuda yang dominan dalam pemilu mendatang, ia percaya Rembuk Pemuda memiliki potensi besar dalam menentukan arah bangsa.
“Anak muda selalu dikatakan sebagai pemilik masa depan, tapi saya kurang sepakat. Karena bagi saya pemuda bukan hanya pemilik masa depan, tapi juga pemilik masa kini. Apalagi misalnya menjelang momentum pemilu 2024, 56 Persen pemilih adalah kelompok Milenial dan Gen Z sehingga akan sangat menentukan arah bangsa kedepan," kata Rahayu Saraswati yang dikenal sebagai seorang politisi dan aktivis yang getol memperjuangkan isu-isu perlindungan anak, keperempuanan, hingga anti human trafficking.
Rahayu Saraswati juga menyampaikan, sangat mengapresiasi dan bangga dengan hadirnya rembuk pemuda.
Melihat deklarator rembuk pemuda yang terdiri dari para tokoh-tokoh pemuda dari generasi milenial dan centennial, ia percaya bahwa rembuk pemuda dapat mendorong lahirnya gerakan besar di republik ini.
Namun ia berharap kedepan semoga ada konsistensi, dan menunggu karya nyata yang dihasilkan pascaadanya deklarasi ini.
Selain dari Aidil dan Rahayu, adapula penyampaian pandangan dari tokoh-tokoh pemuda lainnya diantaranya Sultan Rivandi, Syafruddin Lessy, dan Wahyu Yusran.
Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Luncurkan Buku ke-31 Berjudul Halauan Negara Menuju Indonesia Emas 2045
Acara ini diakhiri dengan sesi pembacaan monolog dari Nurul Hidayat dan juga sesi foto bersama.