Hari Kunjung Perpustakaan pada 14 September 2023, Berikut Sejarahnya
Berikut ini sejarah Hari Kunjung Perpustakaan yang diperingati pada 14 September 2023. Peringatan ini pertama kali diresmikan pada 14 September 1995
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Hari Kunjung Perpustakaan diperingati setiap tahunnya pada tanggal 14 September.
Tahun ini, Hari Kunjung Perpustakaan jatuh pada Kamis, 14 September 2023, besok.
Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membaca dan mengunjungi perpustakaan.
Selain itu juga untuk meningkatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya kegiatan literasi.
Diketahui, bulan September juga diresmikan sebagai bulan Gemar Membaca untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
Baca juga: Hadiri Kongres Perpustakaan Dunia, Perpusnas Perkenalkan Program TPBIS
Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan
Dikutip dari mmc.kalteng.go.id, Kepala Perpustakaan Nasional pertama, Mastini Hardjoprakoso menjadi salah satu orang yang pertama kali mencanangkan peringatan ini.
Kemudian, Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dimulai sejak 14 September 1995 saat pemerintahan Presiden Soeharto.
Hal itu melalui Surat nomor 020/A1/VIII/1995 pada tanggal 11 Agustus 1995. Dalam surat tersebut, berisi tentang usulan pencanangan hari kunjung perpustakaan pada tanggal 14 September 1995.
Mastini Hardjoprakoso juga menuliskan di Majalkah Himpunan Chusus Indonesia (HPCI) tentang Indonesia yang pernah menjadi negara produktif dalam menerbitkan judul buku.
Banyak juga pihak swasta yang membangun usaha penerbitan buku di Indonesia, pada tahun 1963, yang membuat Amerika membuka kantor cabang Perpustakaan Nasional Amerika di Indonesia.
Selain itu, Badan Literasi Belanda Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde (KITLV) juga mengakuisisi terbitan Indonesia di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan.
Sebagai informasi, adapun beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada peringatan Hari Kunjung Perpustakaan 2023 ini, seperti lomba, webinar, seminar, dan sebagainya.
Dengan seiring berjalannya waktu, perpustakaan ditinggalkan karena dengan mudahnya masyarakat untuk membaca melalui berbagai cara.
Adapun beberapa cara agar minat baca masyarakat terus meningkat dengan dilihat juga perkembangan teknologi saat ini.
Baca juga: Wakil Kepala SMK di Tapanuli Utara Lecehkan Siswi, Pelaku Pegang Paha Korban saat di Perpustakaan
Dihimpun dari laman Kementerian PUPR, saat ini masyarakat berubah dalam masalah mencari atau mengakses informasi.
Dulu, membaca buku identik dengan membaca buku secara fisik, namun saat ini membaca buku dapat dilakukan melalui smartphone.
Dengan smartphone ini, pencarian informasi pun terbuka lebar dengan adanya Google yang mampu memberikan informasi mengenai apa saja.
Maka dari itu, perpustakaan nasional tidak hanya menyimpan koleksi buku secara fisik, melainkan membuka layanan i-pusnas yang dapat diakses secara gratis.
Dalam i-pusnas ini terdapat koleksi perpustakaan nasional yang dapat diakses kapanpun dan dimana pun.
(Tribunnews.com/Pondra)