Respons Candaan Soal Amin, Menag: Bidah Kata yang Netral
Ia pun menjelaskan candaannya itu ia lontarkan menanggapi nama salah satu eselon di Kemenag dalam sebuah acara di Surabaya.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan bidah merupakan kata yang netral.
Ia justru heran melihat banyak masyarakat yang menanggapi guyonannya beberapa waktu lalu itu berkaitan istilah keagamaan.
“Ya memang itu guyonan dan itu tadi bidah itu kata yang netral, kemudian orang banyak menimpanya dengan istilah istilah keagamaan,” ujar Yaqut saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).
Baca juga: Menteri Agama Sebut Pilih Amin Hukumnya Bidah, Cak Imin: Tak Ada Substansinya
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Yaqut berseloroh soal yang memilih Amin berarti bidah.
Amin merupakan akronim dari pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Ia pun menjelaskan candaannya itu ia lontarkan menanggapi nama salah satu eselon di Kemenag dalam sebuah acara di Surabaya.
Sepengetahuan Yaqut, eselon itu bernama Suyitno. Namun saat dipanggil oleh MC di acara itu, ada kata Amin dibelakang nama Suyitno itu.
Baca juga: Cak Imin Sebut Kapten Timnas Amin Diumumkan Akhir September 2023
“Setahu saya namanya Suyitno, enggak ada ‘Amin’-nya, nah saya bilang ini kok aneh ada nama ‘Amin’. Karena lagi ramai-ramai pilpres, kemudian begitu, enggak ada konteks apa-apa jadi konteksnya bercanda,” jelas Yaqut.
Lebih lanjut, Yaqut menerangkan ihwal arti kata bidah itu ialah kreatif dan kebaruan. Harusnya candaan itu dapat ditanggapi dengan santai.
“Bidah itu artinya kreatif, novelty, kebaruan. Itu arti leterleknya begitu. Harusnya senang dong orang kalau ini disinggung-singgungkan dengan urusan politik,” katanya.
Lebih lanjut, menanggapi ihwal ucapannya itu yang dikaitkan dengan nuansa politik saat ini, Yaqut pun meminta masyarakat untuk bersikap santai.
“Santai saja menghadapi pemilu ini. Kita riang gembira, kita hadapi perbedaan yang memang sudah jadi kodrat kita. Takdir kita ini semua kan berbeda-beda,” tuturnya.
“Kita nikmati perbedaan ini, jangan tegang-tegang. Indonesia merayakan demokrasi ini dengan kegembiraan, dengan ketawa-tawa aja gitu loh. Serius boleh, tapi tegang. Clear kan,” sambung Yaqut.