Soal Pengadaan Kapal Selam Penyelamat Canggih Buatan Inggris, Dave Laksono Bicara Transfer Teknologi
Menurutnya, proses transfer teknologi tersebut perlu dilakukan agar Indonesia tidak hanya menjadi negara konsumen, melainkan menjadi negara produsen
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono berbicara terkait proses transfer teknologi terkait rencana pengadaan kapal selam penyelamat buatan Inggris SRV-F Mk.3 untuk TNI Angkatan Laut.
Menurutnya, proses transfer teknologi tersebut perlu dilakukan agar Indonesia tidak hanya menjadi negara konsumen, melainkan menjadi negara produsen alutsista ke depannya.
Hal tersebut disampaikannya usai peluncuran buku Dahnil Anzar Simanjuntak berjudul Politik Pertahanan pada Rabu (20/9/2023) di kantor Kemhan Jakarta.
Baca juga: Prabowo Bakal Perkuat TNI AL Dengan Kapal Selam Penyelamat Canggih Buatan Inggris
"Itu kan masih berjalan terus ya, itu akan segera kita sesuaikan dengan kemampuan ekonomi kita. Kita sesuaikan dengan transfer teknologinya seperti apa," kata dia.
"Sehingga kita tidak selalu selamanya menjadi negara customer, kita bisa menjadi negara produsen untuk para negara-negara tetangga kita," sambung dia.
PT BTI Indo Tekno, SMP (Submarine Manufacturing & Products Ltd.), dan Houlder Ltd., sebelumnya telah menandatangani Tripartite Agreement untuk pemenuhan kontrak pengadaan sistem penyelamatan kapal selam canggih buatan Inggris Submarine Rescue Vehicle System (SRVS) SRV-F Mk.3.
Kesepakatan itu ditandatangani saat Defence and Security Equipment International (DSEI) expo di London di atas kapal perang fregat Type-23 milik Royal Navy, HMS Iron Duke pada Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Indonesia Beli Heli Pemburu Kapal Selam & Pesawat A330 MRTT Pom Bensinnya Jet Tempur di Angkasa
Pengadaan alutsista yang diklaim sebagai sistem penyelamatan kapal selam paling unggul di dunia tersebut diinisiasi Kementerian Pertahanan Indonesia.
"Keputusan untuk mengadopsi SRVS merupakan bagian dari visi strategis Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto," kata keterangan resmi Kementerian Pertahanan RI, kemhan.go.id, Rabu (13/9/2023).
"Dalam upayanya meningkatkan kapabilitas TNI Angkatan Laut, SRVS akan memperkuat armada kapal selam Indonesia, dan memastikan keamanan dan keselamatan awak kapal selam yang dengan tulus berdedikasi dalam menjaga kedaulatan bangsa," sambung keterangan tersebut.
Penandatanganan itu disaksikan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Mayjen TNI Muhammad Fadjar sebagai perwakilan resmi dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, dan Utusan Perdagangan Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia dan ASEAN Richard Graham MP.
Juga menyaksikan Ketua Tim Pelaksana KKIP, Letjen TNI (Purn.) Yoedhi Swastanto, dan Kepala Divisi Dirgantara dan Pertahanan, UK Export Finance, Pat Cauthery.
Masih dilansir dari keterangan resmi Biro Humas Setjen Kemhan tersebut, SRV-F Mk.3 masuk dalam jajaran SRVS yang diklaim paling canggih di dunia.
SRV-F Mk.3 dirancang dan dibangun oleh SMP Ltd. di Inggris.
Baca juga: Prabowo Bakal Perkuat TNI AL Dengan Kapal Selam Penyelamat Canggih Buatan Inggris
SRV-F Mk.3 mengadopsi desain hybrid, disebut memungkinkan untuk diangkut pesawat udara dan dilengkapi dengan mothership (MOSHIP) yang dirancang khusus.
Solusi hybrid itu menawarkan fleksibilitas dan responsivitas yang lebih baik dibandingkan sistem flyaway konvensional yang sering kali terhambat berbagai ketergantungan teknis sehingga dapat berakibat fatal dalam operasi penyelamatan.
MOSHIP dalam sistem tersebut akan dilengkapi dengan peralatan pendukung berteknologi tinggi, termasuk ruangan Transfer Under Pressure (TUP) dan ruangan dekompresi on-board, memastikan pertolongan medis segera kepada awak kapal selam yang berhasil diselamatkan.
Rancangannya diklaim memberikan keuntungan dibanding sistem lain yang digunakan oleh negara-negara tetangga.
Berpegang pada prinsip “One Out, All Out”, SRV-F Mk.3 disebut mampu menyelamatkan hingga 50 awak kapal selam sekaligus serta memungkinkan evakuasi total seluruh awak dari kapal selam kelas Nagapasa dan Tipe 214 dalam operasi penyelamatan tunggal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.