Profil 3 Tokoh Jenderal Besar Bintang Lima: Soedirman, AH Nasution, dan Soeharto
Berikut ini profil 3 tokoh yang mendapat gelar Jenderal Besar Bintang Lima, yakni Soedirman, AH Nasution, dan Soeharto.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Daryono
![Profil 3 Tokoh Jenderal Besar Bintang Lima: Soedirman, AH Nasution, dan Soeharto](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jenderal-besar-bintang-llima-9.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berikut 3 profil tokoh yang mendapat gelar Jenderal Besar Bintang Lima di Indonesia.
Jenderal Besar Bintang Lima merupakan sebuah pangkat kehormatan.
Pangkat kehormatan ini diberikan kepada prajurit yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia.
Ketiga tokoh yang dianugerahi Jenderal Besar Bintang Lima ini adalah, Soedirman, AH Nasution, dan Soeharto.
Hal itu ditandai dengan lima bintang emas di pundaknya.
Dihimpun dari laman TNI, inilah profil singkat 3 tokoh Jenderal Besar Bintang Lima di Indonesia.
1. Jenderal Besar TNI Soedirman
![Jenderal Besar TNI Soedirman](http://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jenderal-besar-tni-soedirman.jpg)
Baca juga: Rekam Jejak AH Nasution di Dunia Militer, Menjabat KSAD Tahun 1949 dan Selamat dari Peristiwa G30S
Lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916, Jenderal besar Soedirman merupakan Panglima Besar TNI pertama di Indoensia.
Sejak kecil, Soedirman sangat aktif mengikuti kegiatan organisasi Islam Muhammadiyah.
Kemudian, Soedirman berprofesi sebagai pengajar di SD Muhammadiyah.
Ia pun ditunjuk untuk mengikuti pelatihan Pembela Tanah Air (PETA) tahun 1944 yang disponsori oleh Jepang.
Peran ketokohannya di masyarakat membuat Soedirman dilantik sebagai Daidanco atau Komandan Batalyon yang dilatih oleh para perwira dan tentara Jepang.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, Soedirman memimpin pasukan Divisi Banyumas untuk melawan pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa, Jawa Tengah.
Hal itu membuat Soedirman terpilih emnjadi Panglima Besar TKR pada tanggal 18 Desember 1945 di Yogyakarta.
Berselang tiga tahun, Soedirman harus berperang melawan Belanda pada Agresi Militer Belanda II dan menghadapi pemberontakan PKI di Madiun pada 1948.
Dengan kondisi kesehatannya yang menurun, Soedirman dinyatakan meninggal dunia pada 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah.
2. Jenderal Besar TNI AH Nasution
![Profil AH Nasution, jendral yang selamat dari kekejian para anggota G30S.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ah-nasution-2992022.jpg)
Baca juga: Mengenal Arifin C. Noer, Sutradara Film G30S PKI, Miliki Banyak Penghargaan dari Karya Filmnya
AH Nasution merupakan salah satu dari tokoh yang mendapat penghormatan Jenderal Besar Bintang Lima.
AH Nasution lahir di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada 3 Desember 1918.
Pada tahun 1940, AH Nasution mendapat kesempatan belajar militer pada korps perwira cadangan (Corps Opleiding Reserve Offieren atau CORO) yang dibentuk oleh Belanda.
Berselang enam tahun, Nasution pun bertempur selama masa revolusi dan diangkat menjadi Komandan Divisi Siliwangi unit Gerilya di Jawa Barat, tahun 1946.
Dengan kegigihannya bermiliter, Nasution pun secara resmi diangkat menjadi KSAD ke-2, namun ia terlibat dalam peristiwa 17 Oktober yang membuatnya diskors.
Namun, AH Nasution kembali diangkat menjadi KSAD pada tahun 1955.
Dirinya juga menjadi target dalam penculikan G30S pada 30 September malam pergantian 1 Oktober 1965.
Saat itu, AH Nasution mampu menyelematkan diri karena bantuan dari istrinya, Johanna.
Setelah peristiwa itu, ia pun diangkat menjadi Ketua MPRS dan berkarya menulis buku, salah satunya berjudul Pokok-Pokok Gerilja.
Diketahui, AH Nasution harus kehilangan anak perempuannya, Ade Irma Nasution yang meninggal dunia di rumah sakit karena tertembak anggota G30S.
AH Nasution sempat menderita sakit stroke sebelum meninggal dunia pada 6 September 2000.
3. Jenderal Besar TNI Soeharto
![File foto tertanggal 22 Mei 1998 ini menunjukkan mantan Presiden Indonesia Soeharto memberi hormat kepada para pengawal dan staf saat meninggalkan Istana Kepresidenan di Jakarta tak lama setelah mengumumkan pengunduran dirinya pada 21 Mei.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/soeharto-21523-1.jpg)
Baca juga: Mengenal Arifin C Noer, Sutradara Film G30S, Miliki Banyak Penghargaan dari Karya Filmnya
Soeharto lahir di Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.
Salah satu Jenderal Besar Bintang Lima ini dikenal dunia dengan sebutan The Smiling General, atau Sang Jenderal yang tersenyum.
Dalam perjalanan militernya, Soeharto mengawali karir dengan mengkikuti sekolah Bintara KNIL di Gombong, pada 1 Juni 1940.
Berselang dua tahun, Soeharto pernah menjadi Keibuho atau Polisi Jepang pada November 1942.
Dengan semangatnya membuat Soeharto menjadi tentara PETA dengan pangkat Chudancho (Komandan Kompi) di Bogor, Jawa Barat.
Pada Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Soeharto menjadi komandan dan terlibat dalam penumpasan pemeberontakan Andi Azis di Sulawesi.
Soeharto pun diangkat menjadi Pangdam Diponegoro pada 3 Juni 1956 dan Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Operasi Trikora pada tahun 1962.
Berselang tiga tahun, peristiwa G30S terjadi dan Soeharto membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) untuk memberantas gerakan tersebut.
Kemudian dirinya menjadi Presiden RI ke-2 sejak 12 Maret 1967 hingga 1998.
Pada tanggal 27 Januari 2008, Soeharto menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
(Tribunnews.com/Pondra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.