Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orasi Ilmiah di UTAR Malaysia, Megawati Bicara Transformasi Sosial Indonesia Jadi Negara Maju

Sebelum penganugerahan, Megawati menyampaikan orasi ilmiah mengenai transformasi sosial Indonesia. 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Erik S
zoom-in Orasi Ilmiah di UTAR Malaysia, Megawati Bicara Transformasi Sosial Indonesia Jadi Negara Maju
Dokumentasi PDIP
Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi ilmiah mengenai transformasi sosial Indonesia saat menerima gelar doktor kehormatan (Honoris Causa/HC) bidang transformasi sosial dari Universitas Tunku Abdul Rahman (UTAR) Malaysia, Senin (2/10/2023) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menerima gelar doktor kehormatan (Honoris Causa/HC) bidang transformasi sosial dari Universitas Tunku Abdul Rahman (UTAR) Malaysia.

Sebelum penganugerahan, Megawati menyampaikan orasi ilmiah mengenai transformasi sosial Indonesia. 

Dalam orasinya, Megawati menyampaikan pemikirannya tentang arti penting transformasi sosial sebagai sebuah jalan dimana Indonesia tak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga memikirkan dunia.

Baca juga: Universitas Negeri Surabaya Anugerahkan Gelar Doktor Honoris Causa untuk Sekjen Kemenkumham

Menurut Megawati, transformasi sosial suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan pemahaman terhadap sejarah, budaya, dan juga kondisi geografis Indonesia.

Untuk Indonesia sendiri, ia bermuara pada Pancasila yang bukan sekedar falsafah, ideologi, the way of life, dasar dan tujuan bernegara. Tapi Pancasila juga merupakan ideologi geopolitik atas cara pandang Indonesia terhadap dunia. 

“Dengan cara pandang ini, Indonesia berperan aktif dalam memperjuangkan tata dunia baru yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme,” kata Megawati, Senin (2/10/2023).

Berita Rekomendasi

Hal ini dibuktikan melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung; Gerakan Non-Blok tahun 1961 di Beograd, juga Pidato Bung Karno di PBB pada tahun 1960 yang dikenal dengan “To Build the World Anew”. 

“Keseluruhan dokumen yang berkaitan dengan tiga momen bersejarah tersebut kini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Memory of the World,” sambungnya.

Megawati menyebut, peristiwa-peristiwa itu menggambarkan bahwa transformasi sosial bangsa Indonesia juga memiliki dimensi eksternal berupa tanggung jawab terhadap masa depan dunia yang lebih damai, lebih makmur, lebih berkeadilan, dan berkelanjutan.  

Artinya, Bangsa Indonesia pun menjadi “Taman Sari Dunia” dengan politik luar negeri bebas aktif. 

Baca juga: Torehkan Banyak Prestasi, Garin Nugroho Dapat Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa dari ISI Solo

Namun dimensi eksternal ini tidak akan optimum selama dimensi internalnya belum sempurna dilakukan. 

Dengan begitu, lanjut Megawati, transformasi sosial bangsa Indonesia tak hanya memikirkan diri sendiri. Bangsa Indonesia tidak hanya sekedar melakukan social engineering untuk melepaskan berbagai hambatan kemajuan. 

Lebih dari itu, dengan adanya prinsip kemanusiaan dan internasionalisme sebagai makna filosofis sila kedua Pancasila, Bangsa Indonesia diajarkan untuk memahami posisi sebagai warga bangsa Indonesia, sekaligus sebagai warga dunia yang baik. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas