Asosiasi Dukung Pemerintah Optimalkan Sosialisasi Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif
Informasi keliru tentang produk tembakau alternatif dapat menghambat perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Informasi keliru tentang produk tembakau alternatif dapat menghambat perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Asosiasi konsumen hingga produsen produk tembakau alternatif meminta pemerintah untuk mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi guna mencegah semakin berkembang luasnya misinformasi mengenai produk tembakau alternatif di publik.
Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo), Paido Siahaan, mengatakan pihaknya mengharapkan partisipasi aktif pemerintah dalam mensosialisasikan produk tembakau alternatif kepada masyarakat.
Akvindo pun siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyebarluaskan informasi akurat dan komprehensif tentang produk tembakau alternatif agar produk ini dapat dimaksimalkan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan beralih dari kebiasaannya.
“Kami meminta pemerintah untuk mendukung kampanye edukasi yang dilakukan oleh Akvindo dan memberikan akses kepada anggota Akvindo untuk berpartisipasi dalam program-program edukasi yang diselenggarakan oleh pemerintah,” kata Paido, dalam keterangan dikutip Selasa (3/10/2023).
Sebagai asosiasi konsumen, Akvindo secara berkelanjutan mensosialisasikan produk tembakau alternatif kepada publik.
Pertama, kampanye edukasi. Yaitu dengan menyediakan informasi komprehensif mengenai profil risiko dan manfaat produk tembakau alternatif agar mudah dipahami masyarakat.
“Upaya ini dapat diamplifikasikan melalui berbagai media seperti situs web, media sosial, brosur, dan video edukatif,” ucap Paido.
Kedua, kolaborasi dengan pemangku kepentingan. Bekerja sama dengan pemangku kepentingan, khususnya di bidang kesehatan seperti kementerian/lembaga, ahli kesehatan, peneliti, maupun kelompok masyarakat demi meningkatkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif untuk memastikan informasi yang disebarkan dapat dipercaya.
Ketiga, pengembangan materi edukasi. Berdasarkan hasil kajian ilmiah, mengembangkan materi edukasi yang menyoroti manfaat dan risiko produk tembakau alternatif secara objektif juga diperlukan agar tepat sasaran.
Keempat, melibatkan komunitas. Sebagai upaya mencegah misiniformasi, pemerintah dapat bersinergi dengan komunitas pengguna produk tembakau alternatif dalam proses penyusunan informasi dan kampanye edukasi.
Tujuannya agar kerja sama semua pihak dapat berjalan dengan baik serta tidak merugikan salah satu pihak.
“Kami juga mengharapkan pemerintah untuk melakukan evaluasi terus-menerus terhadap produk tembakau alternatif yang beredar di pasar untuk memastikan keamanan dan kualitasnya,” ujar Paido.
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Garindra Kartasasmita, menilai pemerintah juga memiliki peran krusial untuk mensosialisasikan produk tembakau alternatif sebagai jalan tengah bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.
Sebab, berdasarkan sejumlah kajian ilmiah yang dilakukan baik di dalam dan luar negeri, produk tembakau alternatif telah terbukti memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Dengan mendorong perokok dewasa beralih ke produk alternatif ini, lanjut Garinda, maka turut mengurangi beban pemerintah dalam menekan angka penyakit yang diakibatkan konsumsi rokok.
“Kami terus melakukan edukasi melalui media online dan media sosial menggunakan penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan di dalam dan luar negeri. Tetapi untuk meyakinkan seluruh pemangku kepentingan, yang dibutuhkan adalah regulasi yang sesuai dengan profil risiko produknya,” pungkas Garindra.