Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buka Seminar Nasional PPSA XXIV, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto Bicara Oligarki Global Digital

buka Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV Lemhannas, Andi Widjajanto berbicara tentang oligarki global digital.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Buka Seminar Nasional PPSA XXIV, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto Bicara Oligarki Global Digital
Tribunnews.com/Gita Irawan
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menyampaikan pidato kuncinya dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV bertajuk Kepeimpinan Digital Dalam Konsolidasi Demokrasi di Lemhannas RI Jakarta Pusat pada Selasa (3/10/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto membuka Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV Lemhannas bertajuk Kepemimpinan Digital dalam Konsolidasi Demokrasi di Lemhannas  RI Jakarta Pusat pada Selasa (3/10/2023).

Dalam pidato kuncinya, Andi di antaranya berbicara tentang oligarki global digital.

Andi mengawalinya dengan pertanyaan-pertanyaan utama yang harus para peserta PPSA XXIV jawab tahun ini di antaranya adalah tentang konektivitas digital.

Baca juga: Mayoritas Pemilih Pemilu 2024 Diprediksi Perempuan, Lemhannas Sebut Partisipasinya Bisa 52 Persen

Ia mengatakan, dalam ilmu hubungan internasional yang ia pelajari, begitu ada satu negara atau satu aktor memiliki politik yang memakai kata global atau dunia maka hasilnya jutaan orang mati. 

Dulu dengan kata peradaban global, lanjut dia, Persia menghancurkan peradaban-peradaban di Timur Tengah sampai ke Yunani. 

Dengan kata perdamaian Pax Romawi, kata dia, Romawi menghancurkan peradaban mulai dari Italia, Perancis,Jerman, Afrika Utara, hingga Timur Tengah.

Ketika Portugal dan Spanyol menemukan cara untuk memanfaatkan air dan angin, kata dia, jutaan orang di Amerika Latin terpinggirkan dan membuat mereka tidak lagi mengetahui peradaban-peradaban lokalnya.

Berita Rekomendasi

Ketika Inggris menemukan cara untuk menguasai minyak yang meledak dan kemudian menjadi combustion engine, lanjut dia, muncullah kekaisaran Inggris British Empire yang menguasai dunia. 

Pada saat itu dilakukan, kata dia, jutaan orang mati, ada perbudakan, ada penjajahan, dan peradaban hilang termasuk di Asia Tenggara dan di Indonesia.

"Jadi pertanyannya, apakah ketika kita kemudian mengatakan konektivitas global, global digital connectivity akan sama dengan kisah-kisah ambisi global terdahulu yang berlangsung dari 4.000 tahun SM sampai kira-kira 1989 ketika perang dingin?" kata Andi.

"Apakah teknologi digital akan melunakkan cara negara-negara untuk menguasai dunia. Dan selalu ada negara yang ingin menguasai dunia?" sambung dia.

Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menyampaikan pidato kuncinya dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV bertajuk Kepeimpinan Digital Dalam Konsolidasi Demokrasi di Lemhannas  RI Jakarta Pusat pada Selasa (3/10/2023).
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menyampaikan pidato kuncinya dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV bertajuk Kepeimpinan Digital Dalam Konsolidasi Demokrasi di Lemhannas RI Jakarta Pusat pada Selasa (3/10/2023). (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Selain itu, kata dia, pertanyaan sederhana yang nanti harus dijawab oleh peserta PPSA XXIV ketika memaparkan hasil seminar tersebut kepada Presiden Joko Widodo apakah dengan memanfaatkan yakni teknologi digital kita akan bisa menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik.

Biasanya, lanjut dia, kepemimpinan terpilah menjadi nature dan nurture atau orang yang memang lahir sebagai pemimpin dan orang yang disiapkan sebagai pemimpin. 

Ia yakin tidak ada orang yang lahir lalu tiba-tiba melek gawai dan melek digital

Dengan adanya kepempimpinan digital, kata dia, maka semua orang harus menjadi pemimpin yang nurture karena menurutnya tidak ada orang lahir lalu tiba-tiba memahami algoritma, coding, atau programming. 

"Tapi apakah digital akan menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik?" tanya Andi.

Pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab oleh peserta PPSA XXIV, adalah apakah dengan mengadopsi digital kualitas demokrasi akan meningkat?

Selain itu, kata dia, apakah dengan keberadaan media sosial, platform-platform seperti Instagram, Tik Tok, maka pemilu 2024 secara demokratis akan lebih baik dari Pemilu 2019, akan lebih baik dari Pemilu 2019? 

"Apakah demokrasi yang digital itu benar-benar memastikan bahwa Indonesia tidak mungkin lagi mengarah kepada pembentukan rezim yang otoriter?" kata dia.

"Karena demokrasi berarti power to the people. Digital technology bisa saja inklusif, membuat teknologi dikuasai, dimiliki oleh semua orang, tapi bisa juga berarti bahwa oligarki teknologi, oligarki digital akan muncul," sambung dia.

Baca juga: Gubernur Lemhannas: Siap-Siap, Pemilu 2024 Dijadikan Eksperimen Mematangkan Platform Medsos

Apabila dipotret secara global, menurut Andi oligarki global digital sudah muncul. 

Pertanyaannya, kata dia, apakah oligarki global yang digital itu akan seperti Persia, Romawi, Portugal-Spanyol, Belanda-Inggris, Amerika Serikat-Soviet dalam masa perang dingin yang mematikan peradaban, akan menghancurkan beberapa peradaban-peradaban utama?

"Kalau PPSA XXIV tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tadi, kelulusannya akan dipertimbangkan ulang," kelakar Andi yang dijawab tawa para hadirin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas