Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Yaqut Cholil Qoumas, Sosok yang Terancam Diberi Sanksi PKB

Inilah profil Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI), yang terancam sanksi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Profil Yaqut Cholil Qoumas, Sosok yang Terancam Diberi Sanksi PKB
dok Kemenag
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Inilah profil Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI), yang terancam sanksi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI), yang terancam sanksi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pendisiplinan itu akan diberikan imbas dari pernyataan Yaqut soal jangan memilih pemimpin hanya karena ganteng dan mulutnya manis.

"Sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah langkah pendisiplinan," kata Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid alias Gus Jazil, saat dimintai tanggapannya, Minggu (1/10/2023).

"Jadi dan publik tentu juga akan memberikan penilaian juga, menurut saya itu yang lebih penting," tuturnya.

Berdasarkan rangkuman Tribunnews.com, berikut profil dari Yaqut Cholil Qoumas.

Baca juga: Menag Yaqut: Saya Tanya, Boleh Enggak Politisasi Agama?

Profil Yaqut

Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 4 Januari 1975.

Berita Rekomendasi

Ia ditunjuk sebagai Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju sejak 23 Desember 2020.

Saat itu, Gus Yaqut menggantikan posisi Fachrul Razi yang sempat menjabat sebagai Menag sejak 23 Oktober 2019 sampai 23 Desember 2020.

Selain menjabat sebagai menteri, ia juga merupakan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor sejak 2016.

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menegaskan tidak boleh ada satu partai politik (parpol) apapun yang mengklaim paling mewakili dan dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU). 
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menegaskan tidak boleh ada satu partai politik (parpol) apapun yang mengklaim paling mewakili dan dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU).  (Tribunnews/Igman Ibrahim)

Pendidikan

Dilansir NU Online, Gus Yaqut tumbuh di lingkungan relijius, yakni di Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Ia dibimbing dan dibina langsung ayahanya yang merupakan ulama terkemuka asal Rembang, KH Muhammad Cholil Bisri, kakak dari KH Ahmad Mustofa Bisri.

Namun di samping aktif berkegiatan di pesantren, ia juga menempuh studi di pendidikan umum.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, Gus Yaqut menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Kutoharjo (1981-1987).

Yaqut Cholil Qoumas lantas melanjutkan pendidikannya ke SMPN II Rembang (1987-1990) lalu meneruskan pendidikannya ke SMAN II Rembang (1990-1993).

Sementara pendidikan sarjana ia tempuh di Universitas Indonesia (UI) jurusan Sosiologi, tetapi tak selesai.

Saat menempuh studi di UI, Yaqut juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Depok sebagai salah seorang pendiri.

Karier Politik

Yaqut lahir dari keluarga pendiri dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Ayah dari Yaqut, K.H. Muhammad Cholil Bisri, adalah salah satu pendiri dari PKB.

Sebagai kader PKB di Rembang, Yaqut dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Rembang (2001-2014).

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/10/2023).
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/10/2023). (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)

- Anggota DPRD Kabupaten Rembang (2004–2005)

Pada tahun 2004, Yaqut terjun ke arena politik praktis dan menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang (2004–2005).

- Wakil Bupati Kabupaten Rembang (2005–2010)

Lalu pada tahun 2005, ia menjadi calon wakil bupati mendampingi Moch Salim pada Pilkada 2005 dan terpilih menjadi Wakil Bupati Rembang (2005–2010).

- Anggota DPR RI (2014-2020) dan Menteri Agama (2020-Sekarang)

Pada Pemilu 2014, Yaqut mencalonkan diri sebagai calon Anggota DPR RI dari dapil Jawa Tengah X, tetapi gagal meraih kursi.

Setelah Hanif Dhakiri dilantik menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Kerja, ia dilantik menjadi Anggota DPR-RI periode 2014–2019 sebagai Pergantian Antar Waktu (PAW).

Ia kembali terpilih sebagai Anggota DPR RI periode selanjutnya dan kini telah diberi tugas untuk menjadi Menag oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hanya Mau Dipanggil Majelis Syura

Menanggapi ancaman sanksi dari PKB, Gus Yaqut menyebut pihaknya hanya mau dipanggil Majelis Syura PKB. Pasalnya, ia mengaku pihaknya akan taat perintah kiai.

"Dewan syura, ya, saya taat kepada kiai," kata Yaqut saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Dijelaskan Yaqut, dirinya memang masih menjadi salah satu pengurus di DPP PKB.

Namun hingga kini, dirinya masih belum mendapatkan surat panggilan secara resmi.

"Saya salah satu ketua di DPP PKB, ngga tau apakah sudah direvisi atau belum saya gak tau. Tapi soal apakah dipanggil saya belum dapat surat panggilan sampai sekarang," katanya.

Di sisi lain, Yaqut menambahkan pihaknya tidak berkenan jika memang nantinya dipanggil hanya oleh pengurus DPP PKB

"Pengurus yang mana dulu? siapa yang berhak saya ini salah satu pengurus ini masa saya manggil diri saya sendiri," terangnya.

Sebelumnya, Gus Yaqut juga mengatakan dirinya enggan untuk mencabut pernyataannya yang sudah disampaikan ke hadapan publik.

"Pak Jazil ini kan politisi yang hebat, terhormat iya kan, punya jasa besar terhadap partai dan mungkin salah satu pendiri partai mungkin saya nggak tau," kata Yaqut saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/10/2023).

"Saya sangat hormat sama beliau, tapi untuk satu hal itu ya untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan janji-janji dengan mulut manis mencabut itu saya nggak mau," katanya.

Lebih lanjut, Yaqut menyatakan bahwasanya publik harus memilih pemimpin dengan cara yang rasional.

Sebaliknya, pemimpin tidak boleh terbuai dengan sosok pemimpin yang terlihat dari tampilan fisik semata.

"Publik harus memilih pemimpin dengan cara-cara yang baik cara-cara yang rasional bukan hanya tampilan fisik."

"Kedua harus di cek track record pemimpin, ini urusan bangsa dan negara kalau karena itu kemudian saya didisplinkan, ya, silakan saya tidak akan cabut itu," tutupnya.

(Tribunnews.com/Deni/Rizki Sandi Saputra/Igman Ibrahim)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas