Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Bendera Merah Putih Sepanjang 10 Meter Membentang Puncak Merbabu
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, betapa leganya hati saat Puncak Triangulasi Gunung Merbabu berhasil dipijak.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepulan debu di jalur pendakian Selo, Gunung Merbabu, tak henti-hentinya mendorong niat untuk memalingkan wajah.
Di tengah keheningan alam, napas yang terengah-engah terdengar jelas di telinga.
Maklum saja, musim kemarau membuat dataran Merbabu kering.
Alhasil, debu-debuan gunung itu terus menemani sepanjang perjalanan.
Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila Diperingati pada 1 Oktober, Ini Sejarah Singkatnya
Di hari kedua pendakian, Sabtu (30/9/2023) pukul 05.00 WIB pagi, suhu 5 derajat celcius di Sabana 2 jalur pendakian Selo membuat tubuh menggigil.
Bahkan dinginnya terasa menembus kulit meski tiga lapis jaket telah dikenakan.
Wartawan Tribunnews.com berkesempatan merasakan langsung keseruan rangkaian acara bertajuk Mountain & Jungle Course (MJC) 2023, yang digagas brand penyedia perlengkapan luar ruang, Eiger Adventure (EIGER).
Tergabung dalam grup pendakian Gunung Merbabu via jalur Selo bersama 18 peserta MJC 2023 lainnya, yakni Ambon, Dio, Sarah, Tabina, Dayat, Rohid, Lutfi, Ali, Ayu, Daniel, Fahrul, Erlangga, Ikbal, Andri, Rifky, Rafela, Rinay, dan Rully.
Kami bersama-sama mengejar target untuk sampai di Puncak Gunung Merbabu, pada Sabtu (30/9/2023) pukul 07.00 WIB pagi.
Estimasi waktu dari Sabana 2 menuju ke Puncak Triangulasi, Gunung Merbabu kurang lebih menempuh dua jam perjalanan.
Kami tentu tak ingin misi menggelar upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di puncak Gunung Merbabu gagal hanya karena lama berleha-leha di trek pendakian.
"Enggak ada bonusnya ini jalur."
Begitulah kalimat yang berulang kali kami ucapkan ketika melihat kontur jalur pendakian Selo yang selalu menanjak dan penuh debu serta pasir itu.
Baca juga: Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila, Sejarahnya Termasuk Peristiwa G30S
Setiap kali ada pendaki lain di depan, bersiap-siaplah terkena kepulan debu hasil pijakannya.
Hampir dua jam perjalanan, peluh terasa mengucur membasahi tubuh.
Hal itu karena trek menuju Puncak Triangulasi begitu curam.
Kondisi tubuh yang basah oleh keringat itu juga semakin menambah udara terasa dingin.
Meski demikian, dari ketinggian ini, hamparan pepohonan Edelweiss dan relief pegunungan nan hijau tampak memanjakan mata.
Kami merasa bersyukur bisa melihatnya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, betapa leganya hati saat Puncak Triangulasi Gunung Merbabu berhasil dipijak.
Gunung-gunung lain yang lebih pendek tampak terlihat kecil dari atas sini.
Puluhan peserta MJC 2023 lainnya yang mendaki via jalur Wekas, Thekelan, dan Suwanting juga tampak telah berkumpul di Puncak Triangulasi pagi ini.
Beberapa di antara mereka secara bergantian mengabadikan momen bersama di tugu bertuliskan 'Puncak Triangulasi, 3142 MDPL'.
Baca juga: Waspada Karhutla, TN Gunung Merbabu Buka Posko Siaga 24 Jam
Bagaimana pun, benda tersebutlah yang menjadi tanda bukti seseorang pernah menginjakkan kaki di titik tertinggi dari Gunung Merbabu.
Tak berselang lama, upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila akan segera digelar.
Rombongan MJC 2023 sedikit bergeser ke sebuah sabana luas, agar Bendera Merah-Putih sepanjang kurang lebih sekira 10 meter kali 2 meter itu bisa dibentangkan.
Untuk menuju ke Sabana tersebut, kami harus menuruni sebuah tebing terjal dengan hanya mengandalkan seutas tali, kemudian melintasi jalur kecil yang di sisi kirinya tebing sementara di kanannya adalah jurang.
Sesampainya di Sabana yang kami tuju, para peserta kemudian berbaris rapi mengular.
Bendera Merah-Putih telah di genggaman masing-masing untuk siap dibentangkan, sambil menunggu diberi aba-aba.
"Kepada Bendera Merah-Putih, hormat gerakkk," ucap seorang kru MJC 2023 yang bertugas pemimpin upacara.
Sontak semua orang yang menyaksikan upacara tersebut menggerakkan tangan mereka membentuk sikap hormat.
Alunan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' berkumandang dengan khidmat melalui sebuah alat pengeras suara berukuran sedang berwarna hitam.
Sang Saka Merah Putih terbentang dengan gagah bersamaan dengan kibarnya yang terhembus angin sejuk khas pegunungan.
Jiwa nasionalis seketika muncul mengingat keindahan alam tanah kelahiran, Indonesia.
Penyampaian nasihat dari seorang pegiat alam bebas legendaris Indonesia, Djukardi Adriana alias Kang Bongkeng yang sudah memasuki usia 72 tahun melengkapi sekaligus menutup misi ekspedisi Gunung Merbabu oleh para peserta MJC 2023.
Kang Bongkeng menyerukan pesan yang intinya adalah menjaga alam.
Sebab, menurutnya mendaki gunung termasuk aktivitas beribadah untuk terus mengingat karya keagungan Tuhan.