Cegah Kematian Pasien Cedera Orthopaedi, UI Ciptakan Dua Alat Fiksasi Tulang
Fakultas Kedokteran UI menciptakan dua inovasi baru. Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp dan Alat Fiksasi Eksterna Periartikuler.
Editor: Dodi Hasanuddin
Selain itu, alat ini bersifat fleksibel karena ketinggian dan lebarnya dapat diatur sesuai bentuk atau ukuran badan pasien, serta memiliki harga yang terjangkau.
Ide pemecahan masalah ini menggunakan beberapa konsep di mekanika struktur dan
pengembangan konsep produk dari referensi dan produk yang ada.
Pengembangannya disesuaikan dengan kemampuan manufaktur yang tersedia. Artinya, bahan dan alat berasal dari dalam negeri dan proses pembuatannya dilakukan di dalam negeri.
Bahan untuk alat ini menggunakan stainless steel 304 dan aluminium untuk meminimalisasi efek karat akibat cairan kimia dan tubuh.
Komponen penyusunnya terdiri atas rod, nut, holder clamp, dan shanz screw.
Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp telah digunakan di beberapa daerah dan terbukti efektif.
Beberapa daerah yang telah menggunakan alat ini, yaitu Jakarta, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Malang, dan Klaten.
Baca juga: Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin Hadiri Wisuda UI
Sejak memperoleh paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI tahun 2011, alat ini terus dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Sementara itu, Alat Fiksasi Eksterna Periartikuler merupakan alat bantu fiksasi yang digunakan
untuk masalah patah tulang kompleks di tulang panjang dekat sendi dan rekonstruksi tulang
panjang yang mengalami kelainan.
Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah tingginya kasus neglected fracture (patah tulang yang tidak ditangani atau mendapat penanganan yang tidak sesuai) yang dapat berujung pada kecacatan.
Hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan yang rendah dan perawatan di dukun patah tulang.
Alat fiksasi ini dapat digunakan untuk kasus infeksi lutut yang diindikasikan.
Invensi Fiksasi Eksterna Periartikuler ini juga dapat mengatasi kelemahan-kelemahan beberapa alat fiksasi eksterna periartikuler yang telah ada sebelumnya.
Alat ini mampu memfiksasi pada fraktur di dekat sendi (keterbatasan alat sebelumnya) dan dapat memberikan stabilitas yang lebih baik pada fraktur yang sangat kompleks.
Selain itu, alat ini baik digunakan untuk terapi kasus fraktur terbuka yang kompleks, neglected
fracture yang butuh rekonstruksi, serta pada tulang yang mengalami pemendekan atau pergeseran berat.