Pemerintah Akan Tambah Daerah Prioritas Penanganan Stunting Jadi 17 Provinsi
Penambahan provinsi prioritas penanganan stunting ini, menurut Suprayoga, dilakukan karena angka provinsi di wilayah tersebut mengalami kenaikan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah bakal menambah provinsi prioritas penanganan stunting dari 12 menjadi 17 provinsi.
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres Suprayoga Hadi mengatakan langkah ini sebagai intervensi untuk mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024.
Penambahan provinsi prioritas penanganan stunting ini, menurut Suprayoga, dilakukan karena angka provinsi di wilayah tersebut mengalami kenaikan.
"Jadi keliatannya pasiennya akan nambah tidak hanya 12 jadi menjadi sekitar 17 yang akan kita prioritaskan di 2024, Jadi kemungkinan akan dilaporkan tim pelaksana ke tim pengarah besok," ujar Suprayoga dalam Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023, di Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/10/2023).
Suprayoga mengungkapkan sebelumnya 12 provinsi prioritas yang terdiri dari tujuh provinsi dengan tingkat prevalensi tertinggi yakni NTT, Sulawesi Barat, Aceh, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Serta lima provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Utara.
Rencana penambahan ini, kata Suprayoga, akan dilaporkan kepada tim pengarah dalam rapat koordinasi percepatan penurunan stunting yang dipimpin Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
"Kita rencanakan akan menambah empat, ini usulan dari Kemenko PMK yaitu Papua, Papua Barat, Sumatera Barat dan satu lagi Kalimantan Timur. itu yang mengalami kenaikan soalnya, bukan penurunan. Satu lagi menjadi pertimbangan Sulawesi Selatan ya, itu karena (Sulses) penduduknya di luar jawa terbesar (sehingga) itu butuh perhatian," ujar Suprayoga
Dirinya mengatakan saat ini prevalensi stunting masih di angka 21,6 persen.
Suprayoga optimistis target 14 persen pada 2024 bisa tercapai dengan seluruh kementerian lembaga serta pemerintah daerah.
"Kita bahas dalam rapat ini apa yang perlu kita lakukan dan siasati untuk percepatan tahun depan. Karena waktu untuk penurunan stunting ini tinggal punya waktu satu tahun, tahun 2024 harus 14 persen, sementara 2022 akhir kemaren masih di posisi 21,6. Jadi tahun ini kita targetkan bisa turun paling tidak menjadi 17 persen," pungkasnya.