Pengakuan Reza Indragiri Diminta Stop Bicara Kasus Kopi Sianida: Pihak yang Punya Kuasa
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menceritakan dirinya sempat diminta untuk berhenti bicara soal kasus sianida.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengaku diminta bungkam soal kasus kopi yang menjerat Jessica Wongso.
Dilansir BangkaPos.com, awalnya, Reza diberi uang oleh Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna Salihin sebesar Rp3 juta.
Edi menyebut uang yang diberikan tersebut bukan suap, melainkan sebagai ongkos atau transportasi untuk pulang dari sebuah acara wawancara di stasiun televisi.
Sementara Reza, kemudian menganggap uang itu sebagai suap untuk mempengaruhi pendapatnya.
Di sisi lain, Reza juga mendapat teror via telepon yang meminta dirinya berhenti membahas kasus kopi sianida.
Baca juga: Aktor Krisna Mukti Ikut Diserang Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso: Loe Salah Orang, Bukan Gue
"Udahlah, berhentilah bicara, udah stop, gak usah ngomong-ngomong lagi sama sekali," kata Reza dikutip dari YouTube Tribunnews.com.
Reza mengungkapkan, sepanjang kariernya, baru dalam kasus kopi sianida ia mendapat permintaan untuk berhenti berkomentar.
"Seumur-umur, dari sekian banyak kasus yang sama komentari, baru kali itulah ada pihak tertentu yang meminta saya dengan nada yang tidak menyenangkan untuk berhenti bicara. Jadi tidak saya tafsirkan sebagai perbincangan biasa."
"Berarti sudah ada dua peristiwa, satu mencoba memengaruhi saya dengan memasukkan barang tertentu ke dalam tas (uang) saya tanpa seizin saya."
"Kedua, menelepon saya dan menyampaikan kata-kata yang terus terang tak enak di telinga," tuturnya.
Namun terkait dengan siapa yang meneleponnya itu, Reza enggan membeberkan identitasnya.
Ia hanya mengatakan, bahwa penelepon itu adalah sosok yang memiliki kuasa dan jabatan, pihak yang menduduki posisi penting di lembaga negara.
Meski begitu, Reza menegaskan bahwa dirinya tetap tak akan bisa dibungkam.
"Saya pikir, saya tak akan menyebut nama, karena potensinya akan memunculkan gelombang seperti bola liar yang tidak terkendali."