Kemendikbudristek Ajak Industri Kolaborasi Kembangkan SDM Vokasi
Dirinya mengatakan pendidikan vokasi turut andil dalam mencapai generasi Indonesia yang kompeten.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek mengajak dunia industri untuk berkolaborasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang vokasi.
Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mendorong Kolaborasi Nasional Menuju Indonesia Kompeten 2030.
Dirinya mengatakan pendidikan vokasi turut andil dalam mencapai generasi Indonesia yang kompeten.
Dorongan dari pendidikan vokasi ini, kata Kiki, akan membawa perubahan pada kemajuan bangsa.
"Masa depan bangsa ini dibentuk melalui pembangunan SDM. Dan transformasi bidang pendidikan menjadi bagian penting," kata Kiki dalam Pertemuan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Baca juga: Ganjar Bicara Pentingnya Pendidikan Vokasi Bagi Santri Saat Sambangi Ponpes Darussalam Ciamis
Kiki mengatakan Kemendikbudristek mendorong link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri.
Kerja sama ini, kata Kiki, untuk meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kebutuhan industri.
"Daripada industri bikin sekolah lagi, buka kampus lagi, sekarang industri bisa masuk ke sekolah kita, ke politeknik mengembangkan SDM bersama. Tidak perlu cari guru dan lain-lain, kita bentuk bersama dan kita memiliki SDM yang sesuai apa yang dibutuhkan," ungkap Kiki.
Ketua Steering Committee GNIK Pusat, Yunus Triyonggo menambahkan, pihaknya telah membuat peta jalan berisi perencanaan strategis yang akan dilakukan guna mencapai Indonesia Kompeten pada 2023.
Salah satunya adalah peningkatan kompetensi tenaga kerja yang diselaraskan dengan majunya teknologi digital.
Upaya itu, kata Kiki, dilakukan karena mencuatnya isu daya SDM secara global. Sehingga Indonesia membutuhkan peningkatan kualitas dan kompetensi SDM secara nasional.
"Dan peningkatan ini kita harapkan di semua sektor industri terutama sektor industri prioritas seperti sektor manufaktur, pariwisata, otomotif, industri kreatif, digital, dan lain-lain," jelas Yunus.
Bahkan ia berharap agar SDM Indonesia mampu bersaing dengan tenaga kerja dari Tiongkok, India maupun Jepang dan Korea Selatan.
"Kita memiliki sumber daya manusia yang berpotensi dan berprestasi gemilang di tanah air, tinggal kita harus rela dan mau berkolaborasi baik pemerintah maupun non pemerintah merancang dan mengeksekusi program intervensi yang efektif dalam mencetak SDM," pungkas Yunus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.