Profil 16 Akademisi Laporkan Anwar Usman ke MKMK, Ada Eks Tenaga Ahli Hakim MK dan Guru Besar Unpad
Ketua MK, Anwar Usman, juga dilaporkan oleh 16 akademisi hukum buntut putusan perkara batas usia minimal capres-cawapres.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.com - Sebanyak 16 akademisi hukum melaporkan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, terkait dugaan pelanggaran etik.
Laporan tersebut disampaikan 16 akademisi yang tergabung dalam Constitutional and Administrative Law Society (CALS) untuk ditangani Majelis Kehormatan MK (MKMK), Kamis (26/10/2023).
Kuasa hukum pelapor, Violla Reininda, menuturkan ke-16 akademisi tersebut menemukan adanya konflik kepentingan dan pelenggaran etik yang dilakukan Anwar Usman terkait putusan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia minimal capres-cawapres.
"Para pelapor melihat Anwar Usman terlibat konflik kepentingan pada perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 karena perkara terkait erat dengan relasi kekeluargaan hakim terlapor dengan pihak yang diuntungkan atas dikabulkannya permohonan, yaitu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan keponakan hakim terlapor," ucap Violla di Gedung MK, Kamis.
Berikut ini daftar dan profil 16 akademisi yang melaporkan Anwar Usman ke MKMK:
Baca juga: 16 Akademisi Ikut Laporkan Ketua MK Anwar Usman Soal Dugaan Pelanggaran Etik Hakim
1. Denny Indrayana
Denny Indrayana merupakan lulusan S1 Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1995.
Setelahnya, Denny melanjutkan studi S2 di University of Minnesota dan lulus tahun 1997.
Lulus dari Minnesota, ia melanjutkan studi S3 di University of Melbourne tahun 2002 dan meraih gelar PhD pada 2005.
Pada 2010, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara oleh UGM.
Selama 2008-2011, ia pernah menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Anti-korupsi.
Setelahnya, ia dipercaya menjadi Wakil Metneri Hukum dan HAM pada 2011-2014.
Atas dedikasinya, Deddy mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada 2014, dari Presiden SBY.
2. Hesti Armiwulan
Hesti Armiwulan saat ini tercatat sebagai dosen Universitas Surabaya (Ubaya).
Ia adalah lulusan S1 dan S2 Faklutas Hukum Ubaya.
Lalu, Hesti melanjutkan studi S3 di Universitas Indonesia (UI) dan lulus tahun 2013.
Selain menjadi akademisi, Hesti pernah tergabung sebagai anggota Komisi Nasional HAM RI (Komnas HAM) periode 2007-2012.
Di waktu yang bersamaan, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Komnas HAM periode 2007-2010.
Baca juga: Ikut Laporkan Ketua MK, ICW Soroti Argumentasi Konyol Anwar Usman di Putusan Syarat Capres-Cwapres
3. Muchamad Ali Safaat
Muchamad Ali Safaat lahir di Lamongan, Jawa Timur, pada 15 Agustus 1976.
Ia adalah lulusan S1 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang.
Sementara itu, gelar S2 dan S3-nya diperoleh Ali dari UI.
Saat ini, nama Ali tercatat sebagai dosen Fakultas Hukum UB.
Ia menjadi tenaga pengajar di almamaternya sejak 1999.
Ali diketahui pernah bekerja sebagai tenaga ahli untuk Hakim Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada 2022 lalu, Ali mendaftar sebagai calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).
4. Susi Dwi Harijanti
Susi Dwi Harijanti yang lahir di Malang pada 16 Januari 1966 merupakan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad).
Ia lulus dari Unpad dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada 1990.
Tiga tahun setelah lulus dari Unpad, Susi menjadi staf pengajar di almamaternya hingga saat ini.
Pada 1998, Susi mendapatkan gelar S2 dari The University of Melbourne Law School.
Gelar S3 juga didapatkan Susi dari universitas di Australia itu pada 2011.
Baca juga: Hakim MK Arief Hidayat: Indonesia Sedang Tak Baik-baik Saja
Selain di Unpad, Susi juga sempat mengajar di kampus lainnya, seperti Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Islam Nusantara, hingga International President University.
Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar FH Unpad pada 2018.
Di tahun yang sama, ia mendaftar sebagai calon Hakim Konstitusi MK.
Diketahui, Susi merupakan salah satu pendiri Asosiasi Dosen Perbandingan Hukum Indonesia.
Di tingkat internasional, ia bergabung sebagai associate member di International Academy o Comparative Law, serta senior associate di Center for Indonesian Law, Islam, and Society.
5. Aan Eko Widiarto
Seperti Muchamad Ali Safaat, Aan Eko Widiarto juga merupakan dosen Fakultas Hukum UB.
Ia terpilih menjadi Dekan FH UB periode 2023-2028 lewat pemilihan yang digelar pada 5 Desember 2022.
Pada 8 Februari 2023, Aan resmi menjabat sebagai Dekan FH setelah serah terima jabatan (sertijab) dengan Muchamad Ali Safaat.
Aan diketahui merupakan lulusan S1 dan S2 Fakultas Hukum UB.
Sementara, gelar S3-nya ia peroleh dari Unpad pada 2017 silam.
6. Auliya Khasanofa
Auliya Khasanofa adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT).
Ia menempuh studi S1 hingga S3 di unversitas milik Muhammadiyah.
Auliyah lulus S1 dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), S2 dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dan S3 dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Baca juga: Denny Indrayana: Jika Putusan MK Perkara 90 Tidak Sah, Gibran Tak Bisa Ditetapkan Jadi Cawapres
Sebelum bergabung menjadi dosen di UMT, Auliyah pernah menjadi Staf Ahli Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
Jabatan itu ia emban pada 2009-2014.
Lalu, di tahun 2012, Auliya resmi menjadi dosen UMT.
7. Dhia Al Uyun
Dhia Al Uyun saat ini tercatat sebagai dosen FH UB.
Ia juga merupakan Koordinator Kaukus Indonesia Kebebasan Akademik.
Dhia diketahui lulus S1 FH UB pada 2006 silam.
Tak butuh waktu lama, Dhia meraih gelar S2 FH UB pada 2008.
Lalu, di tahun 2019, Dhia berhasil merampungkan studi S3 di Universitas Airlangga (Unair).
8. Herdiansyah Hamzah
Herdiansyah Hamzah adalah pria kelahiran Watansoppeng, Sulawesi Selatan, pada 11 September.
Ia adalah lulusan S1 FH Universitas Hasanuddin (Unhas), serta S2 dan S3 Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pria yang akrab disapa Herdi ini terdaftar sebagai dosen dan peneliti FH Universitas Mulawarman (Unmul).
Ia juga tergabung di Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik sebagai anggota.
9. Herlambang P Wiratraman
Herlambang P Wiratraman adalah dosen FH UGM yang merupakan lulusan S3 Universitas Leiden di Belanda.
Pria yang lahir pada Mei 1976 ini adalah alumnus S1 FH Unair.
Kemudian, Herlambang melanjutkan studi S2 di Mahidol University di Thailand dan lulus pada 2006.
Pada 2008, ia mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya.
Ia juga mendirikan organisasi perlindungan internasional, yaitu Yayasan Perlindungan Insani, pada 2015.
Organisasi tersebut berbasis di Indonesia-Belgia.
Herlambang juga pernah menjadi Dewan Penasihat untuk Pengadilan Rakyat Internasional 65 di Den Haag, Belanda pada 2015.
10. Iwan Satriawan
Iwan Satriawan adalah lulusan S1 UGM yang kini berprofesi sebagai dosen di UMY.
Sebagai akademisi, ia pernah meraih sejumlah penghargaan internasional.
Di antaranya adalah Fatih Sultan Mehmet Vakif dari University Turkey untuk Best Paper Award of International Conference on Law and Society (2019) dan British Council Award on Seminar Access to Justice in the Lawyers Community (2004).
Iwan diketahui lulus S2 dari International Islamic University Malaysia pada 2005.
Kemudian, di tahun 2017, ia meraih gelar S3 dari kampus yang sama.
Selain menjadi akademisi, Iwan juga aktif bergabung dalam organisasi non-akademik.
Ia pernah menjadi anggota Asosiasi Dosen Perbandingan Hukum Indonesia (2018-2023), Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) (2019), dan Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (2015-2020).
11. Richo Andi Wibowo
Richo Andi Wibowo terdaftar sebagai peneliti dan dosen di UGM sejak 2008.
Ia merupakan lulusan S1 Universitas Islam Indonesia (UII).
Gelar S2 dan S3-nya didapat Richo dari Utrecht University di Belanda.
Ia juga diketahui merupakan anggota University Network Indonesia Infrastructure Development (UIID).
12. Yance Arizona
Yance Arizona juga merupakan dosen FH UGM.
Ia adalah lulusan S1 Universitas Andalas (Unand) dan S2 UI.
Selain di UI, Yance juga menempuh studi S2 di Onati International Institute for Sociology of Law, University of the Basque Country, Spanyol dan lulus pada 2016.
Lalu, ia melanjutkan studi S3 di Universitas Leiden.
Sebelum menjadi dosen di UGM, Yance merupakan tenaga pengajar di President Univeristy.
Ia diketahui pernah menjadi Legal Advisor DPD RI pada 2012-2014.
Juga, menjadi Executive Director dan Progam Manager di Epistema Institute.
13. Beni Kurnia Illahi
Beni Kurnia Illahi saat ini tercatat sebagai dosen tetap FH Universitas Bengkulu.
Ia merupakan lulusan S1 dan S2 Unand.
Beni diketahui pernah bergabung sebagai anggota Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) saat masih menempuh studi S2.
14. Bivitri Susanti
Bivitri Susanti adalah lulusan S1 UI tahun 1999.
Ia kemudian melanjutkan S2 ke University of Warwick di UK dan lulus pada 2003.
Saat ini, Bivitri mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Indonesia Jentera.
Bivitri merupakan salah satu pelopor dari pendirian Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK).
Pada 2003-2007, ia pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif PSHK.
Ia juga pernah menjadi Tenaga Ahli untuk DPD RI pada 2007-2009.
Wanita yang akrab disapa Bibip ini juga merupakan anggota Indonesia Corruption Watch (ICW), Yayasan Institute for Policy Analysis on Conflict (IPAC), serta anggota Educational Exchange Committee AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation).
15. Feri Amsari
Feri Amsari lahir di Kota Padang, Sumatra Barat pada 2 Oktober 1980.
Ia merupakan lulusan S1 dan S2 Unand.
Ia pernah menjadi mantan Direktur PUSaKO Unand.
Nama Feri saat ini tercatat sebagai dosen FH Unand.
16. Warkhatun Najidah
Warkhatun Najidah sama-sama mengajar di FH Unmul seperti Herdiansyah Hamzah.
Ia meraih gelar S1 dan S2-nya dari UB.
Warkhatun saat ini tergabung dalam Tim Seleksi Pemilihan Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Timur periode 2022-2025.
Tak sendiri, Warkhatun bekerja sama dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltim, Muhammad Faisal; Kepala RRI, Samarinda Rahma Juwita; Ketua KPID Kaltim periode 2019-2022, Akbar Ciptanto; dan tokoh masyarakat; Akhmad Muadin.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ibriza Fasti)