Kemendikbudristek Dorong Keberlanjutan Talenta Riset di Indonesia
Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin mengatakan inovasi mahasiswa masuk ke sistem informasi talenta milik Kemendikbudri
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin mengatakan inovasi mahasiswa masuk ke sistem informasi talenta milik Kemendikbudristek.
Inovasi, menurut Tatang, menjadi bahan untuk melamar beasiswa yang disediakan Kemendikbudristek.
"Kemendikbudristek punya sistem informasi manajemen talenta di mana anak-anak yang bertalenta baik peneliti, inovasi, hingga olahraga masuk ke sistem untuk program keberlanjutan seperti yang disampaikan Pak Jokowi," ungkap Tatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Tatang pada Youth as Researchers-Tanoto Student Research Awards (YAR-TSRA) Knowledge Summit di Jakarta.
Sementara itu, Head of Social and Humanities Sciences UNESCO Jakarta, Undral Ganbaatar,mengatakan pihaknya memiliki visi untuk memberi bekal anak-anak muda kemampuan berpikir kritis.
"Pengelolaan keingintahunan melalui proses penelitian untuk menghasilkan data dan bukti dalam menyuarakan ide-ide kebijakan publik dan pembangunan," tutur Undral.
Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation, Michael Susanto, mengatakan pihaknya pihaknya dengan UNESCO untuk mengembangkan pemimpin masa depan melalui kegiatan YAR-TSRA.
"Kami percaya anak-anak muda memiliki peran penting dalam pembangunan. Melalui program-program yang ada, termasuk YAR-TSRA ini, berbagai kesempatan pengembangan diri dan wadah kontribusi bagi anak muda disiapkan agar mereka menjadi pemimpin masa depan tangguh dan berdampak bagi Indonesia," ujar Michael.
Seperti diketahui, program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pengembangan diri dan ruang kontribusi untuk pemuda dalam menyuarakan pemikiran yang berbasis data dan bukti untuk berkontribusi dalam penyusunan kebijakan dan pembangunan.
Peserta dapat memilih satu dari 6 topik utama yang diangkat dalam YAR-TSRA tahun ini, yakni Climate Action, Inclusive Education, Digital Transformation, Healthcare dan Civic Participation.
YAR-TSRA diikuti oleh 115 peserta dari 6 Univeristas mitra, yakni IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Indonesia.
Selama 12 minggu, yang dimulai dari bulan Agustus hingga November, YAR-TSRA memfasilitasi pembangunan kapasitas mahasiswa dalam riset sosial untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi di Indonesia.
Baca juga: Kemendikbudristek Tunjuk Kelas Pintar Jadi Mitra Pembangunan Implementasikan Kurikulum Merdeka
Rangkaian YAR-TSRA berupa kelas-kelas daring, praktik penelitian sosial secara berkelompok, kegiatan Youth Philosophy Seminar secara luring di Jakarta, Malang, dan Makassar, serta kegiatan puncak berupa YAR-TSRA Knowledge Summit secara luring di Jakarta.