Nasaruddin Umar Tekankan Pentingnya Mengokohkan Indonesia sebagai Pusat Peradaban Quran
Rektor Universitas PTIQ Jakarta Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya mengokohkan Indonesia sebagai pusat peradaban Al Quran.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas PTIQ Jakarta Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya mengokohkan Indonesia sebagai pusat peradaban Al Quran.
Hal itu disampaikannya di hadapan ratusan wisudawan berbagai strata Universitas PTIQ Jakarta di Assembly Hall, Balai Sidang Jakarta Convention Center pada Selasa (23/11/2023).
"PTIQ telah beralih status dari Institut menjadi universitas. Dengan menjadi universitas semakin mengokohkan PTIQ menjadi pusat peradaban Al-Qur’an tidak saja di Indonesia tetapi juga dunia," kata Nasaruddin Umar.
Melalui visi keilmuan ini, Nasaruddin Umar yakin PTIQ akan berperan aktif dalam mengakhiri dikotomi ilmu agama dan sains dalam praktik pendidikan.
"Identitas PTIQ Jakarta sebagai lembaga yang selama ini fokus pada pengkajian, pendalaman, dan hafalan Al-Qur’an tidaklah hilang, malah akan semakin sempurna ditahbiskan sebagai lembaga pengkajian Al-Qur’an," ujar Nasaruddin Umar.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan al-Quran (YPA) Pontjo Sutowo, dalam sambutannya memberikan catatan terkait dalam mewujudkan masyarakat bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Sesuai dengan tema wisuda saat ini, yakni “PTIQ Mempersiapkan Ummat di Masa Datang, kami ingin memberi catatan terhadap tema tersebut terutama dalam hubungannya dengan masyarakat bangsa yang masih jauh untuk mewujudkan cita-citanya sebagai masyarakat bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” kata Pontjo Sutowo.
Pontjo menilai, mempersiapkan ummat berarti juga mempersiapkan bangsa dan harus dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara luas dan berkesinambungan.
“Karena kami menyadari bahwa mempersiapkan ummat berarti juga mempersiapkan bangsa. Atau mempersiapkan bangsa dimasa datang sekaligus pula mempersiapkan ummat," kata dia.
Pontjo menamnahkan, bahwa masyarakat ingin menampilkan sosok dan citranya sendiri yang independen, yakni ingin membangun oleh masyarakat bangsanya sendiri, sehingga dapat mewujudkan pembangunan Indonesia.
Baca juga: Kuliah Umum Imam Besar Istiqlal di UICI: Nasaruddin Umar Ajak Umat Islam Keluar dari Ketertutupan
“Bukan pembangunan di Indonesia. Dalam hubungan ini kita harus berusaha melepaskan tali pemihakan dengan kelompok bangsa atau negara manapun juga. Sehingga kita dapat mengakarkan diri pada agenda bangsa sendiri," tandas dia.