Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bangun Klaster Agribisnis, Kementan Dorong Ekosistem Kewirauhaan bagi Petani Milenial Lewat P4S

Dedi Nursyamsi mengatakan, P4S sebagai pusat pembelajaran bagi petani harus menghadirkan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pertanian. 

Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bangun Klaster Agribisnis, Kementan Dorong Ekosistem Kewirauhaan bagi Petani Milenial Lewat P4S
ist
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti (tengah) saat menyampaikan P4S kepada petani milenial. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mencoba meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) pertanian unggul dan berdaya saing. 

Berbagai program dilakukan, salah satunya adalah membangun ekosistem kewirausahaan dan penumbuhan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) bagi Petani Milenial. 

Bertempat di Bali, petani millenial yang terdiri dari penerima manfaat program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Duta Petani Milenial/Andalan serta Young Ambassador Agriculture, mengikuti kegiatan Penumbuhan dan Penguatan P4S yang digelar selama 4 hari mulai 22 hingga 25 November 2023 lalu.

Baca juga: Sumedang Jadi Kekuatan Baru IHT, Petani Jabar Tolak Pasal Pertembakauan RPP Kesehatan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, P4S sebagai pusat pembelajaran bagi petani harus menghadirkan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pertanian. 

"P4S menjadi andalan, harapan dan masa depan pembangunan pertanian kita. Keberadaan P4S diharapkan menjadi pembaharu perdesaan dalam upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui pemanfaatan teknologi smart farming dan penumbuhkembangan petani millenial,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (27/11/2023)

Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti menyampaikan untuk menjamin keterpaduan aspek hulu, hilir dan penunjang di dalam mengembangkan usaha yang menguntungkan bagi petani milenial, diperlukan kerja sama, konektivitas jaringan dan kelembagaan pelayanan usaha dalam satuan entitas usaha berbasis klaster.

Baca juga: Wagub Kalteng: Keberhasilan Pertanian Kalteng Tak Terlepas dari Peran Petani dan Nelayan

Berita Rekomendasi

"Pengembangan agribisnis berbasis klaster komoditas pertanian, bagi penerima manfaat program YESS perlu dibangun secara terintegrasi di setiap sub sistem agribisnis, melalui penumbuhan P4S terkhusus bagi petani milenial diharapkan pembangunan sektor pertanian dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan pemerataan pembangunan nasional," jelas Santi.

Ia menambahkan melalui kegiatan ini  petani milenial tergerak untuk mengembangkan dan mengkolaborasikan kegiatan usahanya melalui P4S. 

Hingga pada akhirnya, tercipta lingkungan ekosistem kewirausahaan yang mendukung petani milenial dan komunitasnya dalam mengembangkan usaha pertanian.

Hadir pada kegiatan tersebut perwakilan dari Pusat Pelatihan Pertanian,  Ketua Forum Komunikasi P4S di wilayah program YESS serta pelaksana program YESS baik  NPMU dan PPIU. 

Seluruh peserta pun terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini.  

Berbagai informasi terkait Penguatan Kelembagaan serta Penumbuhan dan Klasifikasi P4S, Penumbuhan dan Penguatan P4S, Penguatan Korporasi Petani, Pendataan & Kesiapan Petani Milenial membentuk P4S, Pendampingan dan Pembentukan P4S dikupas tuntas oleh para narasumber yang berasal dari BBPP Lembang, Batangkaluku, Binuang dan Ketindan.

Di akhir acara, seluruh peserta berkesempatan melakukan kunjungan ke P4S Bali Sri Organik dan P4S Wiwanda Agrow. Syva Dila Kharisma, Young Ambassador Agriculture Program YESS asal Banyuwangi menyampaikan kesannya mengikuti kegiatan ini.

"Saya mendapatkan banyak ilmu, terlebih saat berkunjung ke P4S Wiwanda Agrow. Sepulang dari sini saya akan coba terapkan di daerah saya  mengingat  Agrowisata disana cukup tinggi," kata Syva.

Sekilas Tentang Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP)

Sebagai informasi, awal  mula keberadaan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) tidak lepas dari perkembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dimulai dari peran Kebun Raya Bogor yang telah berdiri sejak tahun 1817. 

Fungsi Kebun Raya yang semula untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang botani tropis kemudian berkembang untuk studi pertanian rakyat bagi bumi putera dan perkebunan milik bangsa Eropa.

Pada tahun 1876, Kebun Raya membangun Kebun Budidaya Tanaman (kultuur tuin) di Cikeumeuh Bogor dengan mandat untuk melaksanakan 3 fungsi, yaitu penelitian, pendidikan dan penyuluhan. 

Di samping membangun kebun percobaan dengan fungsi penelitian, juga dibangun kebun-kebun percobaan dan sekolah pertanian sebagai bagian dari fungsi penyuluhan dan pendidikan pertanian.

Dengan berdirinya Departemen Pertanian Departement van Landbonw,(1905), penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan pertanian bagi rakyat pribumi menjadi lebih mantap dan professional setelah mendapat dukungan dan persetujuan dan Departemen Pendidikan Agama, dan Kerajinan pada tahun 1900.

Baca juga: Anies: Produksi Pangan Berubah dari Food Estate ke Contract Farming yang Berpihak Petani

Secara berturut-turut berkembang cabang pendidikan pertanian, seperti : Sekolah Hortikultura (1900), Sekolah Pertanian (1903), Sekolah Dokter Hewan (1907), Culture School (1913), Landbouw Bedriff School (1922), dan Middelbare Boshbouw School pada tahun 1938.

Setelah Indonesia merdeka, pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian diupayakan lebih serius lagi di bawah pembinaan Kementerian Kemakmuran (1945-1950) mengalami reorganisasi menjadi Kementerian Pertanian (1950-1960} dan kemudian menjadi Departemen Pertanian dan terakhir menjadi Kementerian Pertanian hingga saat ini. 

Agar penyelenggaraan pengembangan SDM pertanian dapat lebih memenuhi kebutuhan pembangunan pertanian, maka Kementerian Pertanian membentuk lembaga pendidikan dan penyuluhan pertanian di tingkat pusat yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas