Dinkes DKI Jakarta Soroti Soal Kasus Pneumonia Misterius di China
Imunitas manusia cenderung akan menurun. Selain itu faktor kelembaban membuat kuman seperti virus, bakteri, jamur, mudah masuk ke tubuh manusia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dinas Kesehatan DKI Jakarta soroti soal kasus pneumonia misterius yang tengah marah di China beberapa waktu terakhir.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama ungkap jika masyarakat perlu lakukan antisipasi.
"Antisipasi adanya kenaikan kasus pneumonia balita di China "walking pneumonia" yang kemungkinan disebabkan virus seperti adenovirus, RSV, rinovirus, influenzae, parainfluenzae, COVID-19, dan mycoplasma,"ungkap dr Ngabila pada Tribunnews, Selasa (28/11/2023).
Apa lagi saat ini tengah menghadapi peralihan musim dari kemarau ke hujan.
Imunitas manusia cenderung akan menurun. Selain itu faktor kelembaban membuat kuman seperti virus, bakteri, jamur, mudah masuk ke tubuh manusia.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan.
Pertama, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Diimbau untuk memakai masker di keramaian, terutama pada orang yang sakit.
Sebaiknya tidak keluar rumah atau memakai masker di luar dan di dam ruangan
Jangan lupa rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Kedua, iunisasi rutin lengkap pada anak ada 15 imunisasi gratis dr pemerintah dari anak sampai dewasa.
Tidak lupa pula lakukan vaksin dosis 1-4 untuk COVID-19 usia 18 tahun ke atas.
"Gratis di puskesmas dan RSUD terdekat, dan anjuran vaksin influenzae berbayar mandiri untuk usia 6 bulan ke atas. Terutama kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, tenaga kesehatan," imbaunya.
Sebagai informasi, Dinkes DKI Jakarta meningkatkan sistem pelaporan individu real time kasus ISPA dan pneumonia pada anak dan dewasa di seluruh puskesmas dan 194 rumah sakit.
Sistem pelaporan ini untuk memantau kondisi dan mendeteksi penyakit-penyakit baru dengan pemeriksaan laboratorium.
"Dengan memeriksakan pemeriksaan PCR atau panel virus, kita bisa tau seseorang terkena virus apa. Mungkin 1 orang karena kondisi imunitas yang buruk bisa terkena infeksi virus dua sekaligus atau lebih," pungkasnya.