Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Keluarga Mei Sudah Merasakan Manfaat dari Hadirnya Program JKN

Mei dan keluarganya mengaku sangat merasakan manfaat yang didapatkan dari mengikuti Program JKN milik BPJS Kesehatan.

Editor: Content Writer
zoom-in Satu Keluarga Mei Sudah Merasakan Manfaat dari Hadirnya Program JKN
Istimewa
Seorang mahasiswi di salah satu Universitas Swasta di daerah Tapanuli Tengah bernama Mei (21) merasakan manfaat adanya Program JKN sejak 2005. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswi di salah satu Universitas Swasta yang berada di Tapanuli Tengah bernama Mei (21) mengaku merasakan manfaat dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diberikan BPJS Kesehatan. 

Pada 2005, saat masih dikelola oleh PT Askes (Persero) hingga kini bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan, Mei dan keluarganya sudah tergabung dalam Program JKN. 

Pada 2017 saat Sang Ayah meninggal dunia, segmen kepesertaan milik Mei beralih dari Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU PN) menjadi berstatus Bukan Pekerja Penyelenggara Negara (BPPN). 

"Pada tahun 2009 silam ayah saya pernah dirawat inap di salah satu rumah sakit umum daerah di Kota Sibolga dengan keluhan dada. Dari hasil pemeriksaan lengkap, diagnosa dokter menyatakan ayah saya terkena penyakit paru-paru dan selama satu minggu lamanya ayah saya dirawat,” ujar Mei dalam keterangan persnya, Kamis (23/11/2023). 

Baca juga: Margareta Bagikan Cerita sebagai Peserta JKN: Pelayanan Mudah, Cukup Tunjukkan NIK Saja saat Berobat

“Saya bersyukur, ayah saya mendapatkan pelayanan yang baik. Selain tidak ada keluhan yang dirasakan, semua administrasi juga lancar dan obat-obatan yang diberikan secara gratis tanpa ada biaya tambahan," tambah Mei. 

Mei menceritakan bahwa tepat di tahun 2017, sang ayah dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit umum yang sama karena keluhan sakit di bagian dada dengan jantung yang berdebar kencang. Dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan beliau terserang penyakit jantung. 

Selanjutnya diputuskan dokter untuk dirujuk ke Kota Medan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Namun, karena sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sebelum sampai langkah melanjutkan rujukan tersebut, sang ayah menghembuskan napas terakhirnya.

Berita Rekomendasi

“Saat itu saya sedang berada di rumah sendirian. Lalu, bibi memberitahu saya kalau ayah telah meninggal dunia. Perasaan saya saat itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, saya termenung dan akhirnya hanya bisa menangis. Karena selama ini ayah tidak ada mengeluh sakit apapun. Saat itu memang ayah sedang mengikuti acara dari kantor, mungkin ayah merasa sangat kelelahan dan tidak kuat lagi menahannya sehingga jantung ayah lemah,” tuturnya.

Baca juga: Semakin Dikenal Dunia, BPJS Kesehatan Ceritakan Program JKN ke Akademisi dan Pengajar Luar Negeri

Mei mengatakan bahwa ibunya juga pernah dirawat inap di rumah sakit daerah Tapanuli Tengah selama lima hari dengan keluhan sakit pada bagian perut. Dokter mendiagnosa ibu Mei terkena penyakit gastritis atau yang biasa disebut dengan asam lambung. Dokter juga mengatakan bahwa ada lemak yang berlebihan pada organ bagian hati ibu Mei.

"Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2019 lalu. Alhamdulillah saat itu ibu menggunakan BPJS Kesehatan, sehingga semua perawatan tidak mengeluarkan biaya. Mulai dari obat-obatan hingga pelayanan yang didapatkan tidak ada biaya tambahan sepeserpun,” katanya.

Selain itu, Mei pernah memiliki pengalaman berobat terkait keluhan minus mata pada tahun 2021 dengan memanfaatkan Program JKN. Karena sama-sama ingin periksa mata, ia bersama ibunya pergi ke Puskesmas terdaftar dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit yang berada di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. 

Atas hasil pemeriksaan yang lebih lengkap di rumah sakit, Mei dan ibunya disarankan untuk menggunakan kacamata. Mei dan ibunya mengakui saat itu prosedur berobat yang mereka lalui mudah dan cepat, hingga mendapatkan kacamata hanya memakan waktu tiga hari sampai selesai dan dapat langsung digunakan.

“Saya dan keluarga saya sangat bersyukur dengan adanya BPJS Kesehatan ini, karena seluruh anggota keluarga kami sudah merasakan manfaatnya. Jika diperkirakan tidak menggunakan BPJS Kesehatan saat berobat, biaya yang kami keluarkan mungkin kurang lebih sekitar empat juta rupiah saat ayah dirawat inap beberapa hari di rumah sakit itu. Semoga Program JKN ini terus berkelanjutan untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia dari biaya berobat yang mahal," tutupnya. (*) 

Baca juga: Berobat Tanpa Keluar Biaya Sepeserpun, Ida Rasakan Berulang Kali Manfaat Program JKN

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas