Eks Menag Lukman Hakim hingga Seniman Butet Kartaredjasa Hadiri Haul Gus Dur ke-14
Selain itu turut hadir mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, seniman Butet Kartaredjasa, hingga Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kak Seto
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh menghadiri acara peringatan Haul Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di kediaman Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu (16/12/2023).
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, terlihat mantan Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin hadir dalam acara tersebut dengan menggunakan baju koko putih dan kopiah.
Baca juga: Gus Yaqut Menilai Banyak Pihak Memanfaatkan Nama Besar Gusdur, Termasuk Pengkhianatnya
Selain itu turut hadir mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, seniman Butet Kartaredjasa, hingga Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kak Seto Mulyadi.
Di samping itu, terlihat pula tokoh lintas agama Mulai dari Romo Benny Susetyo, Pdt Gumar Gultom, eks menteri agama Lukman Hakim Saifuddin, hingga filsuf Karlina Supelli.
Baca juga: Ganjar-Mahfud Disebut Paling Dekat dengan Nilai-nilai Warisan Gus Dur
Ketua panitia yang sekaligus putri Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid menyebut dalam kegiatan tahun ini mengambil tema 'Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur'.
Inayah mengatakan tema tersebut diambil relevan dengan situasi Indonesia saat ini di tengah kontestasi politik.
"Banyak hal yang bisa dipelajari dan diperhatikan oleh penyelenggara, kontestan dan konstituen tentang bagaimana seharusnya demokrasi ditempatkan, diarahkan, dan ditata orientasinya," kata inayah kepada wartawan.
Gus Dur, kata dia, tidak menganggap demokrasi dan pemilu sebagai prosedur dan angka elektoral semata.
Baca juga: Muzani Dampingi Gibran Hadiri Haul Habib Solo, Jemaah Antusias Menyapa sambil Berfoto
Melainkan juga sebagai mandat nilai perjuangan harkat martabat manusia dan kesejahteraan.
"Demokrasi di sisi Gus Dur juga tidak bisa dipisahkan dari budaya anti kekerasan dan ketaatan pada konstitusi," jelasnya.