Lahan Pertanian Terus Berkurang, Bulog Usul Penerapan AI Guna Tingkatkan Produksi Pangan
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengusulkan penerapan Artificial Intelligence alias kecerdasan buatan dan teknologi pengolahan pangan.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengusulkan penerapan Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan dan teknologi pengolahan pangan dalam mengatasi permasalahan sektor pangan di Indonesia.
Hal ini ia sampaikan dalam diskusi ‘Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan’ di Media Center Indonesia Maju, Menteng, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
"Ada beberapa solusinya. Pertama kita kurang menerapkan teknologi seperti teknologi benih atau melalui AI yang bisa meningkatkan produktivitas. Ke depan kita harus perbanyak dan perkuat serta diberi masukkan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan," kata Bayu.
Bayu menyebut penerapan AI sudah dimulai melalui program 'Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur)' sejak tahun 2021 di Kementerian BUMN.
Program tersebut memberikan pengawasan dan pendampingan intensif kepada petani. Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman, digital farming, hingga mekanisasi pertanian.
Selain itu, disiapkan juga akses permodalan, perlindungan risiko pertanian, serta adanya kepastian pembelian dengan harga kompetitif melalui offtaker.
Solusi kedua lanjutya, yakni melalui penerapan teknologi pengolahan pangan.
Ia menjelaskan teknologi pangan memungkinkan Indonesia untuk diversifikasi pangan dengan hasil yang lebih baik. Seperti pengolahan singkong menjadi nasi yang dinilai memiliki nilai produksi lebih tinggi ketimbang beras.
"Singkong memproduksi karbohidrat paling tinggi per hektar. Padi mungkin hanya lima sampai tujuh ton udah hebat, singkong bisa 100 ton per hektar. Sekarang mungkin kurang diperhatikan, jadi sekitar 20 ton. 20 ton saja sudah lebih gede dari padi. Jadi kalau bikin singkong menjadi nasi harus masuk teknologi pangan," ujar Bayu.
Kedua strategi tersebut dinilai Bayu bisa mengatasi permasalahan seiring berkurangnya lahan pertanian.
Berdasarkan data yang dimilikinya, Indonesia kehilangan 100 ribu hektar lahan pertanian setiap tahun yang beralih fungsi menjadi perumahan dan infrastruktur lainnya.
Kendati begitu, Bayu menegaskan bahwa Perum Bulog hanya bisa memberikan saran dan mendorong pemerintah untuk menerapkan dua kebijakan tersebut.
Ia berharap, ketika pemerintah mampu melakukan dua strategi itu, Indonesia bisa menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Baca juga: Pemerintah Ungkap Indonesia Mampu Lewati 3 Gelombang Besar Ancaman Pangan Selama Tahun 2023
"Iklim semakin tidak pasti. Kita sudah nggak pengen bongkar hutan karena dampaknya lebih besar. Lalu dengan penduduk yang terus bertambah dan negara lain punya ekonomi politik masing-masing. Mari berpikir berbeda," pungkas Bayu.