Kiprah Perempuan dalam Pembangunan RI Jadi Sorotan di Milad 25 Tahun Forhati
Kedepannya, perempuan harus mampu terlibat dalam ranah politik dan menjadikan kuota 30 persen sebagai peluang dalam menduduki parlemen
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Urgensi memberikan peran lebih luas kepada kaum perempuan untuk berkiprah membangun Indonesia menjadi topik bahasan menarik di perayaan 25 tahun Forum HMI- Wati (Forhati) yang diselenggarakan di Jakarta pada Jumat, 22 Desember 2023.
Hal itu sejalan dengan tema perayaan 25 tahun Forhati, yaitu Meneguhkan Nilai Insan Cita Menuju Indonesia Emas. Perayaan ini sekaligus untuk memperingati Hari Ibu dengan tema Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.
Dalam sambutannya, ayunda Wa Ode Nurhayati, S. Sos, Koordinator Presidium Forhati Nasional menyampaikan, perempuan-perempuan Indonesia harus mengisi ruang-ruang kosong di negeri ini, saling berkolaborasi dan bersinergi.
Kedepannya, perempuan harus mampu terlibat dalam ranah politik dan menjadikan kuota 30 persen sebagai peluang dalam menduduki parlemen dan dunia politik dan menyadari bahwa berbagai hambatan perempuan dalam dunia politik mulai dari mendapatkan nomor urut yang terkadang perempuan sangat susah menduduki posisi nomor urut satu.
Baca juga: Inspeksi Kerja ke Paris, 38 Politisi Wanita Jepang Dikritik Keras oleh Masyarakat
Menurutnya, hal tersebut tidak menjadi hambatan karena sejatinya yang harus ditanamkan adalah keyakinan dan usaha semaksimal mungkin.
Pada milad Forhati ke-25 koorpres MN KAHMI Ahmad Doli menyampaikan bahwa Forhati dan Kohati harus terus bersinergi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. "Perlunya program-program yang terfokus terhadap pengembangan untuk masyarakat secara luas," ungkapnya.
"Sebagai formatuer Kohati PB HMI 2023-2025 saya mengajak kepada seluruh perempuan Indonesia untuk kembali berani menyampaikan aspirasi, gagasan dan ide-ide serta memastikan bahwa suara mereka didengar dan mendapat perhatian yang khusus;" ungkapnya.
Ahmad Doli juga berharap para perempuan mampu berdaya secara maksimal, tidak hanya berdaya secara ekonomi, namun juga secara sosial budaya dan mampu untuk mengambil peran dalam pengambilan keputusan melalui karya-karya nyata.
Selain itu perempuan juga memiliki kepedulian dalam berbagai isu di kehidupan bermasyarakat dan bernegara guna berkontribusi dalam setiap perubahan dan dinamika untuk kemajuan bangsa.
"Ada pepatah Arab menyatakan bahwa perempuan adalah tiang negara. Jika perempuannya baik, maka baik pula negaranya," ungkap Ahmad Doli. "Menjadi seorang perempuan dan juga calon ibu memiliki peran yang begitu besar dalam melahirkan generasi. Diharapkan melalui Kohati dan Forhati mampu melahirkan perempuan-perempuan yang baik untuk mewujudkan negara yang baik," imbuhnya.