Program Pengembangan Developer Diharapkan Dapat Isi Kesenjangan Talenta Digital Dalam Negeri
program ini resmi disediakan oleh Apple Inc yang menyasar para pengembang perangkat lunak yang ingin membuat aplikasi atau produk berbasis teknologi.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Developer Apple di Bina Nusantara University (Binus) menyelenggarakan acara kelulusan bagi siswa yang merampungkan Apple Developer Academy Cohort 6, di Jakarta.
Adapun program ini resmi disediakan oleh Apple Inc yang menyasar para pengembang perangkat lunak yang ingin membuat aplikasi atau produk berbasis teknologi milik perusahaan AS tersebut.
Peserta dari Cohort 6 berasal dari lebih dari 44 kota di Indonesia, mencakup wilayah dari Aceh hingga Sulawesi Utara.
Dalam sambutannya, Rektor Binus University, Nelly menyampaikan bahwa program ini berupaya mengisi kekurangan dan kesenjangan talenta digital di Indonesia.
"Apple Developer Academy di Binus mencoba mengisi kekurangan dan kesenjangan talenta digital dalam perspektif yang berbeda untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kompetensi tinggi di bidang teknologi, digital, big data dan artificial intelligence," kata Nelly dalam keterangannya, Jumat (5/1/2024).
Dalam acara kelulusan ini, Apple Developer Academy menampilkan tiga tim terbaik yang mempersembahkan aplikasi inovatif mereka, memanfaatkan teknologi Apple untuk menangani masalah dunia nyata dan mendukung kewirausahaan.
Seperti aplikasi Jalur yang membantu pengemudi Muslim menemukan masjid di sepanjang perjalanan. Kemudian HerLens yang menggunakan machine learning untuk mendukung petugas kesehatan dalam menganalisis hasil skrining kanker serviks dengan lebih akurat.
Serta LYFY, sebuah alat untuk pemilik bisnis online dalam berinteraksi dengan calon pembeli selama siaran langsung.
Sebagai informasi sejak tahun 2018, Apple Developer Academy telah melatih lebih dari 2.000 pengembang potensial di Indonesia. Banyak alumni telah berhasil membangun karir di bidang pengembangan aplikasi melalui program pelatihan tingkat lanjut.
Salah satu contohnya adalah tim yang mengembangkan PetaNetra sejak bergabung pada tahun 2021. Aplikasi navigasi dalam ruangan ini menggunakan augmented reality untuk membantu tunanetra dan telah bekerja sama dengan lembaga besar seperti TransJakarta, Katedral Jakarta, dan Perpustakaan Jakarta.
Adapun aplikasi lainnya seperti Tracco yang fokus pada kelestarian lingkungan dan WonderJack, sebuah permainan untuk anak disleksia.
Lulusan lainnya adalah Muara, sebuah aplikasi pengalaman belajar di museum berbasis augmented reality untuk anak muda, menciptakan ensiklopedia 3D di iPad untuk Museum Nasional Indonesia, yang menghidupkan artefak-artefak penting seperti Arca Singhasari yang sangat berharga.
Baca juga: Semua Model iPhone 16 Kabarnya Bakal Dilengkapi Chip Apple A18
"Apresiasi khusus untuk kolaborasi dalam berbagai bentuk, termasuk field research dan kunjungan ke beberapa perusahaan teknologi di Jakarta. Harapan kami adalah semakin banyak institusi yang terlibat dalam kolaborasi dan berbagi real case study dengan peserta academy, sehingga dapat melahirkan lebih banyak inovasi di masa mendatang," pungkas Nelly.