Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Pernyataan Kapolri Soal Estafet Kepemimpinan, Analis Intelijen: Masih dalam Koridor Netralitas

apa yang disampaikan oleh Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuai polemik di publik. Apa kata analis intelijen?

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Soal Pernyataan Kapolri Soal Estafet Kepemimpinan, Analis Intelijen: Masih dalam Koridor Netralitas
Tangkap layar Youtube Humas Polri
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberi sambutan dalam perayaan Natal Polri Tahun 2023 di Auditorium PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2024).  

Pernyataan Kapolri Soal 'Estafet Kepemimpinan', Analis Intelijen: Masih dalam Koridor Netralitas

Glery Lazuardi/Tribun Network

TRIBUNNEWS.COM - Analis intelijen, pertahanan, dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro menilai ungkapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal “estafet kepemimpinan” masih dalam koridor netralitas.

Menurut Ngasiman, pernyataan Kapolri tersebut tidak bisa dimaknai sebagai instruksi.

“Konteksnya adalah Kapolri menyampaikan hal tersebut pada momentum perayaan dan ibadah Natal 2023. Itu tidak bisa dimaknai sebagai instruksi. Karo Penmas Polri juga sudah mengklarifikasi hal itu,” kata pria yang akrab dipanggil Simon itu dalam keterangannya pada Sabtu (13/1/2024).

Baca juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Kapolri: Keberlanjutan Itu Jelas!

Sebelumnya, apa yang disampaikan oleh Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuai polemik di publik.

Sebagian pihak memaknai “estafet kepemimpinan” sebagai keberpihakan Kapolri terhadap salah satu pasangan Capres-Cawapres.

Berita Rekomendasi

Pria yang juga Rektor Institut Sains dan Teknologi al-Kamal itu menjelaskan tidak semua ungkapan Kapolri selalu dalam koridor pelaksanaan tugas.

Ada konteks yang harus dibaca secara utuh.

“Dalam konteks kegiatan perayaan dan ibadah Natal 2023, saya kira sebagai warga negara sah-sah saja Kapolri mengungkapkan harapannya terhadap keberlanjutan negeri ini. Tidak ada arahan atau pernyataan spesifik yang menunjukkan dukungan ke salah satu calon,” kata Simon.

Simon menjelaskan bahwa Pemilu 2024 memang sebentar lagi akan dilaksanakan, apapun ungkapan Kapolri atau pejabat lain sangat terbuka untuk ditafsiri oleh sejumlah pihak sebagai dukung mendukung.

”Secara politik wajar saja ada upaya mengambil keuntungan dengan cara penggiringan opini terhadap sejumlah aktor yang berpengaruh, apalagi ini Kapolri,” kata Simon.

Saat ditanya apakah ungkapan “estafet kepemimpinan” akan mengganggu netralitas Polri?

Simon menjawab bahwasannya ungkapan itu sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap netralitas Polri.

Baca juga: Megawati Ingatkan TNI-Polri dan ASN Jaga Prinsip Netralitas di Pemilu Sesuai Sumpahnya

“Sejak awal, Polri itu sudah menegaskan komitmennya. Konsisten hingga sekarang. Instruksi Kapolri kepada seluruh jajaran Polri se-Indonesia sudah jelas. Polri telah menjalankan tugas sesuai peraturan perundangan yang berlaku,” kata Simon.

Namun demikian, Simon mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh sejumlah pandangan-pandangan yang menafsirkan pernyataan Kapolri tersebut dengan cara yang utuh.

“Kita harus waspada terhadap ancaman dan gangguan dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Sejauh ini, tahapan Pemilu telah berjalan dengan baik, jangan sampai isu-isu yang muncul mengganggu fokus Polri untuk mensukseskan Pemilu 2024”, kata Simon.

Di tengah masifnya penggunaan media sosial sekarang ini, penyebaran disinformasi, berita hoaks dan agitasi yang mengarah pada polarisasi masyarakat pada Pemilu 2024 berpeluang sangat besar.

“Mari kita tetap menjaga persatuan untuk Pemilu 2024 damai guna menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkas Simon. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas