Program JKN Mendorong Pengendalian Mutu dan Biaya untuk Menekan Kasus Penyakit Kanker
n meningkatnya kasus penyakit kanker di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut adanya tren
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kian meningkatnya kasus penyakit kanker di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut adanya tren peningkatan kasus penyakit kanker bisa berdampak terhadap pembiayaan yang semakin tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pelayanan maupun biaya klaim terhadap pelayanan penyakit kanker terus mengalami peningkatan yang signifikan. Dalam penyelenggaraan Program JKN, total biaya pelayanan terhadap penyakit kanker mencapai 6,5 T yang terdiri dari 3.461.508 kasus.
"Salah satu dampak dari peningkatan kasus penyakit kanker adalah beban biaya pelayanan yang kian meningkat. Hal ini juga mendorong bukan hanya pada upaya pencegahan namun juga pada kendali mutu dan biaya. Penerapan kendali mutu dan biaya bisa menjadi alternatif untuk menekan kasus penyakit kanker," ungkap Ghufron saat menjadi pembicara pada kegiatan Seminar Nasional World Cancer Day 2024: Close The Care Gap, Minggu (04/02/2024).
Baca juga: Kunjungi Puskesmas Toroh 1, Presiden Jokowi Pastikan Peserta JKN Dapatkan Pelayanan yang Optimal
Untuk mengimplementasikan kendali mutu dan biaya, BPJS Kesehatan telah menunjukkan komitmennya dalam peningkatan mutu dan cakupan penjaminan layanan kesehatan terhadap penyakit kanker. Adanya perbaikan tarif klaim, penambahan jenis obat kemoterapi yang dijamin Program JKN hingga penambahan kerja sama faskes untuk pelayanan radioterapi dan kemoterapi juga terus dilakukan untuk mempermudah akses bagi peserta.
Bukan hanya itu, penguatan upaya promotif dan preventif juga terus dilakukan dengan optimalisasi peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk melaksanakan Program Skrining Kanker Serviks, Kanker Payudara, Kanker Paru, Kanker Usus.
"Pelaksanaan skrining diberikan secara selektif melalui Skrining Riwayat Kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit. Nantinya, peserta dengan hasil Skrining Riwayat Kesehatan berisiko akan mendapatkan Whatsapp Blast untuk berkonsultasi ke dokter FKTP," tambah Ghufron.
Tahun 2023 sebanyak 39,6 juta peserta sudah mengikuti skrining riwayat kesehatan. Selain itu BPJS Kesehatan juga menjamin layanan skrining kanker serviks melalui IVA, papsmear dan krioterapi bekerjasama dengan FKTP serta skrining untuk kanker payudara melalui Sadanis. Upaya edukasi melalui berbagai program Komunikasi, Informasi maupun Edukasi (KIE) juga terus digalakkan, melalui berbagai media termasuk media sosial. BPJS Kesehatan juga menggencarkan olah raga bersama.
"Untuk itu, kolaborasi dan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan, termasuk pemerintah, organisasi profesi hingga fasilitas kesehatan sehingga bisa membantu menciptakan kebijakan yang efektif dan bisa menekan angka kasus penyakit kanker di Indonesia," tambah Ghufron.
Baca juga: Direktur Utama BPJS Kesehatan: Biaya Perawatan DBD Naik, Capai Rp 1,3 Triliun
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini, 70 persen angka kematian di berbagai negara berkembang disebabkan dari penyakit kanker, termasuk di Indonesia. Menurutnya, penyakit kanker dapat diatasi apabila dilakukan pendeteksian sejak dini.
Budi menyebut, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun beberapa strategi yang dapat dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk menekan angka penyakit kanker.
“Pertama, membangun deteksi dini yang optimal, khususnya pada penyakit kanker payudara dan kanker serviks. Kedua, memperkuat jejaring rujukan rumah sakit melalui optimalisasi sarana dan prasarana dan ketersediaan sumber daya manusia. Terakhir, membangun kerja sama dengan rumah sakit terkemuka untuk meningkatkan kualitas pelayanan penyakit kanker, khususnya dalam memberikan diagnosa,” kata Budi.
Untuk itu, Budi juga mengajak kepada seluruh pihak untuk mulai menerapkan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress). Harapannya, dengan penerapan perliaku CERDIK bisa mencegah berbagai macam penyakit, khususnya penyakit kanker.
Baca juga: Cerita Arbinah Terbantu Berkat Layanan JKN, Dilayani dengan Baik Tanpa Ada Diskriminasi