BRIN Bakal Investigasi Fenomena "Tornado" di Rancaekek
Fenomena yang heboh di media sosial tersebut disebut pakar klimatologi BRIN Erma Yulihastin sebagai tornado.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan melakukan investigasi terhadap fenomena angin kencang yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (21/2/2024) sekira pukul 16.00 WIB.
Fenomena yang heboh di media sosial tersebut disebut pakar klimatologi BRIN Erma Yulihastin sebagai tornado.
Akibat kejadian tersebut, sejumlah bangunan mengalami kerusakan.
Erma mengatakan, pihaknya akan turun tangan memeriksa fenomena alam itu.
"Kami tim periset dari BRIN, secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek," kata Erma dalam akun Twitter miliknya @EYulihastin dilihat, Kamis (22/2/2024).
"Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media, sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini," tambahnya.
Baca juga: Update Angin Puting Beliung di Sumedang: 11 Korban Luka, 198 Rumah Rusak, 5 Pabrik Terdampak
Ia memaparkan bahwa peristiwa ekstrem tersebut sudah diprediksi oleh Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia (Kamajaya) milik BRIN.
"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? Kamajaya sudah memprediksi 'extreme event' 21 Februari 2023," jelas Erma.
Secara terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang melaporkan kerusakan akibat angin kencang di wilayahnya.
"Sebanyak 10 rumah mengalami, kerusakan saat angin kencang terjadi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari secara terpisah dalam keterangannya.
Selain itu, hujan lebat yang terjadi bersamaan fenomena alam itu membuat sejumlah pohon tumbang. Kendaraan dan rumah warga tertimpa pohon yang roboh.
Juga menyebabkan dua warga luka-luka. Mereka berasal dari Kampung Situbuntu, Desa Mangunraga, Kecamatan Cimanggung, mengalami luka-luka.
"Data sementara mencatat 19 KK atau 48 jiwa terdampak kejadian tersebut," beber Aam disapanya.
Kejadian serupa turut dirasakan warga di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yaitu, Kecamatan Rancaekek, Cicalengka dan Cileunyi.