Cegah Kerusakan Ekosistem Perairan, TKN PSL Kampanye Stop Buang Sampah Plastik ke Laut
Kampanye ini didukung oleh Kedutaan Besar Kanada di Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan menyasar 3 program utama.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampah plastik kini menjadi ancaman terhadap terjadinya pencemaran di laut. Sekitar delapan juta ton sampah plastik mencemari laut setiap tahunnya.
Akibat pencemaran plastik, ekosistem laut menjadi rusak dan berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati. Pencemaran plastik kini menjelma sebagai isu global yang harus segera ditangani.
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Plastik (TKN PSL) meluncurkan kampanye RESIK (Redefining Solutions on Plastic Pollution Towards Integrated Policy and Knowledge) sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Kampanye ini didukung oleh Kedutaan Besar Kanada di Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan menyasar 3 program utama.
Baca juga: Digitalisasi Berbasis Ekosistem: Meningkatkan Daya Saing dan Adaptasi Pasar
Yaitu, Seminar dan Lokakarya, Kompetisi, dan Buku Pegangan Strategi Komunikasi Kampanye Resik. Stop pencemaran plastik dan jadikan Indonesia semakin Resik.
Bersama negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia saat ini aktif berpartisipasi dalam International Negotiating Committee (INC) untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran plastik termasuk di laut melalui pengembangan perjanjian yang mengikat secara hukum.
Ketua Delegasi RI di INC sekaligus Direktur Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, pihaknya mengundang partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam sosialisasi ILBI on Plastic Pollution untuk saling bertukar pemahaman dan masukan.
"Kami berharap semua pemangku kepentingan dapat bekerjasama dalam menyelesaikan pencemaran plastik karena masalah ini harus ditangani semua pihak," ungkap Rosa dikutip Jumat, 23 Februari 2024.
Duta Besar Kanada untuk Republik Indonesia H.E. Jess Dutton menyatakan komitmen Kanada untuk mengakhiri pencemaran plastik melalui upaya domestik dan bekerjasama dengan berbagai mitra internasional untuk mendukung pencapaian ambisi global.
"Kami memahami pentingnya memperkuat kerjasama global dalam menangani isu yang menjadi tantangan bersama. Sebagai tuan rumah INC 4 kami mendukung tercapainya konsensus internasional untuk menangani pencemaran plastik dengan lebih baik," ungkap Jess Dutton.
Kepala Unit Lingkungan Hidup United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia Aretha Aprilia menyatakan dedikasi UNDP dalam mendukung penyelesaian pencemaran plastik, khususnya di laut.
Menurutnya, jumlah sampah di laut saat ini bisa mengisi satu juta lapangan sepak bola.
"Karena itu realisasi ILBI on Plastic Pollution adalah suatu titik penting untuk mengatasi pencemaran sampah plastik,” sebutnya.
Indonesia terlibat aktif di INC yang sudah diadakan tiga kali. INC-4 sendiri akan diselenggarakan di Kanada April 2024.
ILBI on Plastic Pollution ditargetkan selesai pada INC-5 di Korea Selatan yang akan diadakan di akhir tahun 2024.