Peringatan Dini BMKG Besok, 27 Februari 2024: Jawa Barat Berpotensi Hujan Kilat dan Angin Kencang
Berikut peringatan dini BMKG, 27 Februari 2024, terpantau di wilayah Jawa Barat akan terjadi potensi cuaca ekstrem hujan kilat dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa, 27 Februari 2024.
Dikutip dari bmkg.go.id, potensi cuaca ekstrem terjadi di 30 wilayah di Indonesia.
Wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta berpotensi terjadi hujan kilat disertai angin kencang.
Cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang juga terjadi di wilayah 28 wilayah lainnya.
Wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: Jawa Tengah Berpotensi Hujan Lebat pada Selasa, 27 Februari 2024
- Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Besok Minggu, 25 Februari 2024, BMKG: Depok dan Bogor Berpotensi Hujan Sedang
Pemicu Cuaca Ekstrem
Sirkulasi Siklonik terpantau di Daratan Australia Bagian Utara, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat yang membentuk daerah konvergensi dan pertemuan angin (konfluensi).
Daerah yang membentuk daerah konvergensi dan pertemuan angin (konfluensi) memanjang di Pesisir Selatan NTT dan di Samudra Pasifik Utara Papua.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang di Pesisir Barat Sumatra Utara, dari Jambi hingga Sumatra Barat, dari Lampung hingga Selat Sunda, di Pesisir Barat Kalimantan Barat, dari Laut Sulu hingga Kalimantan Utara, di Selat Makassar, dari Laut Bali hingga Laut Flores, dan di Laut Banda.
Daerah konfluensi juga terpantau di Laut Natuna, Laut Flores, Laut Banda, Laut Aru, Laut Tmor, dan di Samudra Pasifik Utara Maluku Utara hingga Utara Papua.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)