KontraS Kritik Rencana Penambahan Kodam oleh TNI: Anggap Tak Ada Urgensi, Khianati Reformasi
KontraS menilai wacana penambahan Kodam tidak memiliki urgensi untuk dilakukan. Selain itu, hal ini dinilai pengkhianatan gerakan Reformasi.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Bobby Wiratama
Dimas juga menyoroti soal penambahan anggaran negara ketika rencana penambahan Kodam terealisasi.
Dia menilai hal tersebut justru menjadikan TNI tidak kunjung menjadi institusi profesional yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk menjaga pertahanan negara.
"Penambahan jumlah kodam secara jelas akan membebani anggaran yang tidak menghasilkan tujuan secara jelas," ujarnya.
Tak hanya itu, Dimas juga mengatakan rencana penamabahan Kodam secara tidak langsung justru mengkhianati gerakan reformasi dan menimbulkan kecurigaan hadirnya kembali nuansa Dwifungsi ABRI yang sempat terjadi di era Orde Baru.
"Selain hal tersebut, dengan adanya wacana pembentukan kodam baru, secara otomatis akan mengembalikan kita dalam konsep komando teritorial pada zaman orde baru," pungkasnya.
Panglima TNI Bakal Tambah 22 Kodam, KSAD Sebut Masyarakat Minta
Sebelumnya, Jenderal Agus membeberkan rencana menambahkan 22 Kodam dari sebelumnya 15 Kodam.
"TNI AD rencana akan membangun dan menggelar 37 Kodam, di mana dari 37 Kodam yang akan digelar, 15 Kodam diperkuat dengan Korem (komandan resor militer), sedangkan 22 Kodam tanpa Korem di bawahnya," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Adapun dari jumlah tersebut, sudah termasuk Kodam yang ditempatkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan penempatan dua batalyon baru.
Baca juga: Mabes TNI Tegaskan Akan Bangun 22 Kodam Baru
Terpisah, KSAD Maruli mengatakan wacana penambahan Kodam ini lantaran banyak masyarkat meminta untuk dibuatkan pos militer di daerahnya.
Mereka, kata Maruli, meminta hal tersebut karena membutuhkan kehadiran tentara di daerahnya.
Hal tersebut disampaikannya usai memimpin Rapim TNI AD 2024 di Balai Kartini Jakarta pada Kamis (29/2/2024).
"Ya memang, itu ya, kadang-kadang yang bisa bicara sampai ke media orang pengamat. Kalau saya kunjungan ke daerah mereka pada minta. Ya jadi ada banyak tempat yang bahkan bilang 'Pak, kami siapkan lahannya, Bapak tolong buatkan di sini Kodim, Batalion Koramil dan sebagainya' Karena memang kehadiran kami diperlukan oleh mereka," kata Maruli.
"Ya jadi mudah-mudahan nanti rekan-rekan media bisa mensurvei lah, biar bisa betul-betul mendapat pendapat yang sesuai dengan kemauan rakyat banyak," sambung dia.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Gita Irawan)(Kompas.com/Nirmala Maulana Achmad)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.