Momentum Hari Raya Nyepi, Kemenag Buka Pendidikan Widyalaya untuk Umat Hindu
Kemenag luncurkan Pendidikan Widyalaya bagi umat Hindu setelah Hari Nyepi, Pendidikan Widyalaya adalah pendidikan umum berciri khas keagamaan Hindu.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama resmi meluncurkan Pendidikan Widyalaya untuk umat Hindu setelah perayaan Hari Raya Nyepi.
Pendidikan Widyalaya, adalah pendidikan umum berciri khas keagamaan Hindu.
"Ini menjadi ajang untuk berlomba-lomba memajukan kualitas di bidang pendidikan. Tentu, kita patut memberikan apresiasi yang tinggi karena melakukan terobosan yang fundamental ini," kata Plt Sekretaris Jenderal Kemenag Abu Rokhmad melalui keterangan tertulis, Jumat (15/3/2024).
"Saya berharap Pendidikan Widyalaya ini mampu menjawab tangan ke depan. Bagaimana mencetak peserta didik yang cerdas, terampil, bermoral, bijaksana, religius. Ini tantangan yang cukup besar dan luar biasa," tambahnya.
Pendidikan Widyalaya ini, kata Abu Rokhmad, harus bisa mencetak dan mewujudkan sejarah yang kontinu dengan berbagai macam cita-cita siswa yang diharapkan.
Menurutnya, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu di bidang umum tapi juga dapat ilmu agama.
Abu Rokhmad mengajak umat Hindu untuk menyekolahkan anak-anaknya di Widyalaya.
"Apakah umat Hindu mau menyekolahkan di Widyalaya ini? Anak-anak kita umat Hindu percaya atau tidak dengan pendidikan yang dilahirkan oleh umat Hindu sendiri. Itu harus dibuktikan. Sejarah Widyalaya ini tidak hanya saat launching tapi betul-betul memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan umat Hindu," ucapnya.
Baca juga: Ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi, Anak Agung Gde Anom Ajak Intropeksi Diri
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kemenag I Nengah Duija mengatakan langkah ini merupakan terobosan baru yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Hindu.
"Pendidikan Widyalaya telah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh umat Hindu seluruh Indonesia. Dan lebih lagi ini masih dalam suasana momen Hari Suci Nyepi yang tentu menjadi kado manis untuk kami umat Hindu," kata Duija.
Pendidikan Widyalaya ini, kata Duija, tidak seperti Pasraman atau lembaga pendidikan agama dan keagamaan Hindu yang terfokus mengajarkan mata pelajaran dari agama Hindu saja.
Widyalaya ini lebih luas karena siswa akan mempelajari pelajaran umum.
Duija menjelaskan, Pendidikan Widyalaya ini berjenjang dari tingkat pendidikan anak usia dini (Pratama Widyalaya), pendidikan dasar (Adi Widyalaya), pendidikan menengah pertama (Madyama Widyalaya), serta pendidikan menengah (Utama Widyalaya) dan pendidikan menengah kejuruan (Widyalaya Kejuruan).
Saat ini, sebanyak 105 Pasraman Formal dari 34 Provinsi di Indonesia telah resmi beralih menjadi Pendidikan Widyalaya.
Perubahan 105 pasraman formal tersebut telah sah dan legal berdasarkan SK No 70-176 tahun 2024 tentang Peralihan Bentuk Satuan Pendidikan Keagamaan Hindu menjadi Widyalaya yang tertanggal 7 Maret 2024.
Baca juga: Tingkatkan SDM Umat Hindu, KMHDI Apresiasi Penerbitan PMA Pendidikan Widyalaya
Ada sebanyak 84 Pratama Widyalaya (TK) dengan 2.107 siswa, 11 Adi Widyalaya (SD) dengan 664 siswa, 5 Madyama Widyalaya (SMP) dengan 182 siswa, dan 5
Utama Widyalaya (SMK/SMA) 476 siswa.
"Total keseluruhan siswa yang telah terdata sebanyak 3.429 siswa," jelas Duija.
Duija menyebut, lulusan Widyalaya yang setara SMA atau SMK lebih mudah memilih perguruan tinggi, karena kurikulum yang diajarkan sama dengan sekolah umum.
"Ini adalah bentuk terobosan baru bagi pendidikan Hindu. Pendidikan Widyalaya adalah konsep pendidikan kedua yang ditetapkan Kemenag RI setelah Madrasah," katanya.
Dengan adanya Pendidikan Widyalaya ini, umat Hindu bisa lebih memperlebar jangkauan pendidikan formal bernuansa Hindu.